Jumat, 01 Maret 2013

analisis transaksional




ANALISIS TRANSAKSIONAL
Secara garis besar pokok bahasan yang ada dalam dua sumber tersebut sama namun masih ada hal-hal yang berbeda.
A.           Pengertian Analisis Transaksional
Eric Berne pionir yang menerapkan teori analisa transaksional dalam psikoterapi. Terapi ini hubungn klien dengan konselor dipandang sebagai transaksional ( interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab ). Dimana masing-masing partisipan berhubungan satu dengan yang lainnya, sebagai fungsi tujuan tertentu. Transaksi menurut Berne adalah manifestasi hubungan sosial.
B.            Konsep Pokok
Berne membagi psikoterapi konvensional menjadi dua kelompok yaitu :
a.         Kelompok melibatkan sugesti, dukungan kembali ( reassurance ), dan fungsi prenatal lainnya
b.        Kelompok yang melibatkan pendekatan “rasional”, dengan menggunakan konfrontasi dan interpretasi.
Menurut Berne, pendekatan struktural , transaksional mengatasi kelemahan fundamental terhadap kedua macam kelompok tersebut. Teori analisis transaksional berdasarkan pada pemunculan manifesasi dan pola-pola perilaku dalam transaksi antara terapis dengan klien.
Menurut hari sepakat bahwa manusia memiliki pilihan-pilihan dan tidak dibelenggu oleh masa lampaunya.meskipun pengalaman-pengalamandini yang ber kulminasi pada suatu posisi tidak bisa dihapus, saya yakin bahwa posisi-posisi dini dapat diubah. Apa yang suatu ketika dikatakan dapat menjadi tidak ditetapkan.
Holland,seorang terapis yang dengan cepat dan kasar menolak untuk menerima penolakan kuwajiban seorang calon klientidak anak memperoleh orang itu sebagai kliiennya, kecuali jika klien itu sunggguh-sungguh berjanji untuk berubah.


Berdasarkan teori kepribadian terdapat 3 pola tingkah laku :
1.      Status Ego Anak
ego anak dapat dilihat dalam dua bentuk yaitu sebagai seorang anak yang menyesuaikan dan anak yang wajar. Anak yang menyesuaikan diujudkan dengan tingkah laku yang dipengaruhi oleh orang tuanya. Hal ini dapat menyebabkan anak bertindaak sesuai dengan keinginan orang tuanya seperti penurut, sopan, dan patuh, sebagai akibatnya anak akan menarik diri, takut, manja, dan kemungkinan mengalami konflik. Anak yang wajar akan terlihat dalam tingkah lakunya seperti lucu, tergantung, menuntut, egois, agresi, kritis, spontan, tidak mau kalah dan pemberontak.di dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat jika terjadi suatu interaksi antara dua individu.
2.      Status Ego Dewasa
Status ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat dari status ego dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
Didalam kehidupan sehari-hari interaksi dengan menggunakan status ego dewasa.
3.      Status Ego Orangtua
status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya.
Ada dua bentuk sikap orang tua, yang pertama adalah orang tua yang selalu mengkritik-merugikan, dan yang kedua adalah orang tua yang sayang.
C.            Proses konseling
Dalam sumber A dijelaskan bahwa
Tugas utama konselor  yang menggunakan anlalisis transaksional adalah mengajar bahasa dan ide-ide sistem untuk mendiagnosa transaksi dan membantu individu untuk hidup dalam ego state dewasa yang berfungsi secara tetap. Analisis transaksional dapat diterapkan dalam konseling individual dan kelompok.
Dalam sumber B dijelaskan bahwa
Dalam proses konseling terdapat beberapa tahap :
1.    Tahap analisis struktural
Merupakan tahap pertama dari proses konseling konselor membantu klien meneliti struktur status egonya(orang tua, dewasa, dan anak) didalam analisis transaksional klien belajar bagaimana mengidentifikasi status egonya. Agar dapat menetapkan keunggulan status ego yang teruji dalam kenyataan yang bebas dari kontaminasi oleh hal dari masa lalu, seperti teknik kursi kosong,
2.    Tahap analisis transaksional
Tahap kedua dimana konselor membantu klien untuk transaksi dengan lingkungannya. Ada tiga tipe transaksi yaitu; komplementer, menyilang, dan terselubung. Seperti,  teknik psikodrama
3.    Tahap analisis permainan
Konselor dituntut untuk memiliki kemampuan menentukan hasil yang diterima klien dari permainan. bahwa permainan (games) merupakan aspek yang penting dalam mengetahui transaksi yang sebenarnya dengan orang lain.di dalam hal ini perlu diobservasi dan diketahui bgaimana permainan dimainkan dan belaian apa yang diterima, bagaiman keadaan permainan itu, apakah ada jarak dan apa diiringi dengan keakraban. Permainan-permainan boleh jadi memperlihatkan keakraban yang akan terjalin.
4.    Tahap analisis skenario
Merupakan bagian dari konsep terapiotik yangmemungkinkan pola hidup yang diikuti oleh individu bisa dikenaliSuatu Pemahaman lengkap tentang hasil akhir dan gaya hidup klien akan melibatkan analisis rencana kehidupan yang merupakan tahap keempat dari proses konseling analisis transaksional.
D.           Tujuan proses Konseling
Tujuan konseling adalah membantu klien untuk memprogram pribadinya agar dapat membuat ego state berfungsi pada saat tepat. Analisis transaksional membuat orang dapat membuat orang dapat menganalisis transaksi dirinya sendiri.
E.            Kontribusi
Keuntungan Analisis Transaksional
1.    Terminologi yang sederhana dapat dipelajari dengan mudah diterapkan dengan segera pada perilaku yang kompleks.
2.    Klien diharapkan dan didorong untuk mencoba dalam hubungan diluar ruangan konseling untuk merubah perilaku yang salah.
3.    Perilaku klien “di sini dan sekarang”, merupakan cara untuk membawa perbaikan klien.
4.    Penekanan pada pengalaman masa kini dan lingkungan sosial.

F.             Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa dari kedua sumber tersebut memiliki persamaan :
1.      Mengandung definisi yang sama
2.      Memiliki konsep pokok Analisis transaksional yang sama
3.      Pembahasan mengenai analisis transaksional cukup jelas
G.           Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kedua sumber tersebut memiliki perbedaan :
1.      Sumber A cenderung membahas secara singkat mengenai Analisis transaksional, sedangkan sumber B penjelasan yang di berikan sangat luat.
2.      Sumber A cenderung singkat dalam menjelaskan proses konseling, sedangkan sumber B begitu lengkap hingga proses prosesnya.
3.      Didalam sumber B tidak dijelaskan mengenai kontribusi dari Analisis Transaksional.




0 komentar:

Posting Komentar