PERILAKU DALAM KELOMPOK
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan.
Tugas
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Sosial dengan judul ”Perilaku dalam
Kelompok” di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta.
Terima kasih
disampaikan kepada Enik Nur Kholidah, S.Pd, M.A. selaku dosen mata kuliah “Bimbingan dan Konseling Sosial” yang
telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. untuk itu kami mengharapkan kritik
maupun saran dari semua pihak yang sifatnya membangun sebagai langkah awal
untuk perbaikan kami
Demikianlah
tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Sosial.
aamiin.
Yogyakarta,
September 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku
kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial
kelompok dan norma yang diadopsinya. Terkadang orang tampil lebih baik saat
ditengah-tengah orang lain dari pada saat sendirian. Reaksi ini dinamakan social
fasilitation (fasilitasi sosial), hal itulah yang membuat ketertarikan para
psikolog sosial. Sebagai contoh orang akan cenderung lebih kerja keras saat ada
orang lain karena hadirnya orang lain akan timbul motifasi dan dorongan bagi
individu yang bersangkutan.
Walau
demikian kehadiran orang lain terkadang dapat memotifasi dan memperkuat, tapi
juga bisa menghambat kinerja dan prestasi individu (Willians, Harkins &
Karau 2003).
B. Rumusan masalah
Perilaku
sosial dalam kelompok sangatlah kompleks, kami akan merumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Mengapa orang cenderung senang
berkelompok?
2.
Bagaimana proses interaksi sosial
itu dapat berjalan dengan baik untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki kelompok
itu?
3.
Bagaimana menyelarasakan
perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui alasan-alasan
orang berkelompok
2.
Karena dengan berkelompok
seorang individu akan bisa lebih bekerja keras, termotifasi, dan adanya
interaksi sosial individu.
3.
Agar memperoleh suatu keputusan
yang dianggap paling baik untuk kebaikan dalam kelompok tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelompok Sosial
Kelompok
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi yang saling
mempengaruhi satu sama lain, untuk mencapai tujuan yang sama.
Alasan
setiap individu senang berkelompok dikarenakan dengan berkelompok akan tercapai
sebuah tujuan.Selain itu fitrah manusia juga sebagai makhluk sosial yaitu
ketergantungan pada orang lain.Tujuan bersama setiap kelompok tercapai dari
aspirasi setiap anggota kelompok tersebut. Beberapa alasan dibawah ini yang
sering di pertimbangkan oleh individu untuk masuk dalam suatu kelompok sebagai
berikut :
1.
Adanya tujuan sama yang ingin
dicapai.
2.
Adanya keamanan dan
perlindungan.
3.
Untuk memunculkan bakat atau
potensi diri.
4.
Merasa terhormat (harga diri).
5.
Kebutuhan bersosial.
B. Proses Interaksi Sosial
Interaksi
sosial adalah suatu hubungan antar individu atau lebih dimana kelakuan individu
yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain
dan sebaliknya.
Faktor-faktor
yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial adalah:
1.
Faktor imitasi
Tingkah laku yang
meniru orang lain bisa berdampak positif maupun negative.
2.
Faktor sugesti
Pengaruh psikis yang
datang dari dirinya sendiri maupun orang lain.
3.
Faktor identifikasi
Dorongan untuk
menjadi indentik (sama) dengan orang lain baik secara lahiriah maupun batiniah.
4.
Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertarik
antara orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas
dasar logis rasional melainkan penilaian perasaan.
Interaksi
sosial merupakan bagian dari proses sosialisasi. Bentuk-bentuk interaksi
sendiri ada 2 macam :
a. Interaksi manusia
dengan benda-benda
b. Interaksi manusia
dengan manusia
Bentuk-bentuk
interaksi dalam kelompok
1.
Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama adalah
suatu bentuk interaksi sosial dimana tujuan anggota kelompok yang satu
berkaitan erat dengan anggota kelompok yang lain atau seorang individu dapat
mencapai tujuan bila individu lain juga mencapai tujuan.
2.
Persaingan (Competition)
Persainagan adalah
proses sosial dimana individu saling berusaha dan berlomba-lomba untuk mencapai
keuntungan dalam waktu yang bersamaan.
3.
Pertentangan (Conflict)
Konflik sebagai
suatu interaksi antara individu yang saling bergantung namun dikarenakan suatu
hal mereka memiliki tujuan yang tidak sejalan satu sama lain saling
menghalanngi pencapaian tujuan tersebut. biasanya terjadi akibat ketidak
sepahaman antar anggota dan ketidak sesuaian tujuan yang dimilki.
4.
Persesuaian (Acomodation)
Akomodasi yaitu
proses usaha dimana individu atau kelompok saling mengadakan penyesuain diri
untuk meredakan suatu pertentangan.
C. Pengambilan Keputusan
Faktor-Faktor
yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan Kelompok yaitu :
1.
Komposisi
kelompok ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok
yaitu:
a.
Penerimaan
tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi
b.
Pembagian
(divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
c.
Komunikasi
dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling mendominasi dalam
kelompok.
d.
Ukuran
kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini, konsekuensinya adalah
semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok tersebut.
2.
Kesamaan
anggota kelompok.
Keputusan
kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila anggota kelompok sama satu dengan
yang lain.
3.
Pengaruh
(pengkutuban) polarisasi kelompok.
Seringkali
keputusan yang dibuat kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu.
Hal itu disebabkan karena adanya perbadingan sosial. Tidak semua orang
berada di atas rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat
keputusan yang jauh dari pendapat orang tersebut.
Para
psikolog telah mengidentifikasi seperangkat decision
rules ( kaidah keputusan) yang digunakan kelompok untuk mengambil keputusan
(Miller, 1989).
Dalam suatu kelompok
terdapat kelompok mayoritas dan kelompok minoritas dengan memperhatikan
kaidah-kaidah tersebut keputusan tetap berada di tangan pemimpin. Kaidah
keputusan kelompok menimbulkan konsekuensi bagi fungsi kelompok (Miller, 1989).
Walau harus banyak diskusi suatu kelompok dapat mencapai keputusan bulat, maka
mereka akan cenderung lebih puas dengan hasil keputusan tersebut.
Dalam riset suatu psikologi sosial
kelompok mudah dipengaruhi oleh kekuatan sosial khusus yang dapat membiaskan
pengambilan keputusan. Ada 3 isu penting dalam pengambilan keputusan kelompok
yaitu:
a.
Penggunaan informasi secara
bias
Perbedaan informasi dan sudut pandang dimiliki oleh setiap individu
dalam kelompok, maka dari itu untuk mengambil suatu keputusan yang lebih baik
orang cenderung bergabung dengan kelompok.
b.
Polarisasi Kelompok
Ketika diskusi kelompok menyebabkan keputusan yang lebih ekstrim,
fenomena ini disebut Group Polarization
(polarisasi kelompok)(Lavine and Moreland, 1998). Dalam diskusi kelompok
individu sering mengulang-ulang idenya dan proses pernyataan ulang ini mungkin
meningkatkan pergeseran kearah pandangan yang lebih ekstrim (Brauer, Judd &
Gliner, 1995). Diskusi kelompok tidak
selalu menimbulkan polirasi kadang juga sering Depolarisasi.
Depolarisasi adalah ketika anggota suatu kelompok berbeda pandangan
dalam suatu isu diskusinya sering menimbulkan kompromi antar pandangan yang
betentangan (Burnstein & Vinokur, 1977).
c.
Groupthink
Groupthink adalah dimana terkadang sebuah kelompok yang rasional dan cerdas
membuat keputusan menimbulkan masalah / bencana. Groupthink ini muncul dari kelompok yang sangat optimis dan tidak
terkalahkan, mereka menolak informasi dari luar. kelompok groupthink ini biasanya memiliki sifat egoisme yang tinggi. Untuk
itu Janis mengemukakan beberapa saran untuk mengatasi groupthink dan memperkuat
pengambilan keputusan dalam kelompok.
1.
Pemimpin mendorong anggota
untuk terbuka dan pemimpin siap menerima kritik.
2.
Pemimpin harus mendengarkan
informasi dari setiap anggota tanpa keputusan sepihak.
3.
Kemudian membentuk sub-sub
komite .
4.
Mengundang pembicara/pakar dari
luar untuk menentang pandangan anggota kelompok.
5.
Dalam setiap diskusi minimal
ada satu orang yang bertugas sebagai penyanggah ide-ide kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berkelompok
akan memberikan banyak manfaat untuk kita. Dalam berperilaku sosial kita akan
lebih terarah. Kita akan merasa aman, memperkaya pengalaman dengan mengenal
individu yang multikultural dengan latar belakang pendidikan berbeda.Interaksi
sesama anggota akan menciptakan keharmonisan dan keselarasan, walau terkadang
bisa juga timbul perbedaan pendapat saat pengambilan keputusan. dengan
berkelompok akan meningkatkan dorongan dan motivasi yang pada akhirnya akan
memperkuat tendensi untuk menjalankan respons dominan atau respons yang sudah
dikuasai dengan baik. dalam artian respon dominan yang benar, maka kinerja akan bertambah seabaliknya jika
respon itu salah maka kinerja akan mengalami hambatan.
B. Saran
Dengan
memahami materi diatas kami mengharapkan agar suatu kelompok dapat
berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka seharusnya
kelompok setiap individu memiliki kesadaran akan tanggungjawab serta peranan
setiap individu dalam kelompok itu. Selain itu agar kelompok itu berhasil maka
diperlukan sebuah kerjasama yang nyata antar anggota sebagai perwujudan dari
perilaku dalam kelompok. Dengan berkelompok setiap individu akan merasakan
manfaat yang banyak. Ikutilah berbagai sekumpulan yang mempunyai visi dan misi sosial.
Dengan ikut dalam berbagai kegiatan sosial kita akan mendapatkan apa yang tidak
kita dapatkan dalam kesendirian.
DAFTAR PUSTAKA
Shelley
E. Taylor, Letiti Anne Peeplau, dvd o. Sears. 2009. Psikologi sosial. Jakarta. Kencana perdana group.
http://suryanto.blog.unair.ac.id/2009/02/11/perilaku-kelompok-dan-individu/
29 Sep 2011 jam 10.56
Nur Kholidah, Enik. ( 2011). Modul Bimbingan & konseling Sosial. Jogjakarta.
Ice Breaking
Cerita motivasi
“Letakkan Gelasmu”
Guru atau mediator membawa gelas berisi air ke dalam
kelas.Guru menanyakan kepada siswa dengan pertanyaan sebagai berikut :
1.
Berapa berat isi gelas ini?
2.
Apa yang terjadi bila gelas ini
saya pegang seperti ini?.Gelas diangkat di atas kepala Guru/mediator.
3.
Apa yang akan terjadi bila saya
mengangkat dengan posisi sama dalam waktu satu jam,dua jam dan satu hari?
4.
Tangan kita bisa kram.kesemutan
dan gelas akan jatuh lalu pecah bukan?
Kalau begitu maka
jalan yang paling tepat adalah letakkan gelasmu.Kalau kita ibaratkan gelas itu
masalah-masalah yang hinggap dalam setiap langkah kita dalam menapaki kehidupan
ini,maka letakkan gelasmu.Menyimpan terlalu lama dalam kepala kita hanya akan
membuat kita tidak bersemangat,hati menjadi kecut,wajah berubah muram,semangat
makin padam,dan harapan kian hilang.
Janganlah kamu
bersedih,sesungguhnya Allah selalu bersama kita ( QS.At Taubah :40)
Tentu saja kita tidak bisa lepas dari masalah-masalah dalam
keseharian kita.Setiap detik,menit dan setiap waktu kita akan menemui masalah
demi masalah.Masalah bukan untuk dihindari,tapi juga tidak untuk disimpan
terlalu lama,membiarkan menjadi virus dalam kehidupan kita.Yakinlah bahwa
setiap kesulitan ada dua kemudahan.Berdo’a kepada Tuhan kita agar senantiasa
dimudahkan dalam segala urusan,dimasukkan dalam golongan orang-orang yang
sabar,dan tabah dalam menghadapi setiap cobaan.Tuhan Maha Adil,tidak akan memberikan
beban melebihi kemampuan umatnya.Semangat kawan!!Mari kita berproses bersama
untuk perubahan.
0 komentar:
Posting Komentar