Jumat, 01 Maret 2013

akalah perilaku dalam kelompok


PERILAKU DALAM KELOMPOK



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Sosial dengan judul ”Perilaku dalam Kelompok” di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta.
Terima kasih disampaikan kepada Enik Nur Kholidah, S.Pd, M.A. selaku dosen mata kuliah “Bimbingan dan Konseling Sosial” yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. untuk itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak yang sifatnya membangun sebagai langkah awal untuk perbaikan kami
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Sosial.
aamiin.

Yogyakarta,   September 2011

    Penyusun









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Terkadang orang tampil lebih baik saat ditengah-tengah orang lain dari pada saat sendirian. Reaksi ini dinamakan social fasilitation (fasilitasi sosial), hal itulah yang membuat ketertarikan para psikolog sosial. Sebagai contoh orang akan cenderung lebih kerja keras saat ada orang lain karena hadirnya orang lain akan timbul motifasi dan dorongan bagi individu yang bersangkutan.
Walau demikian kehadiran orang lain terkadang dapat memotifasi dan memperkuat, tapi juga bisa menghambat kinerja dan prestasi individu (Willians, Harkins & Karau 2003).

B.     Rumusan masalah
Perilaku sosial dalam kelompok sangatlah kompleks, kami akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Mengapa orang cenderung senang berkelompok?
2.      Bagaimana proses interaksi sosial itu dapat berjalan dengan baik untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki kelompok itu?
3.      Bagaimana menyelarasakan perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan?

C.    Tujuan
 Adapun tujuan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui alasan-alasan orang berkelompok
2.      Karena dengan berkelompok seorang individu akan bisa lebih bekerja keras, termotifasi, dan adanya interaksi sosial individu.
3.      Agar memperoleh suatu keputusan yang dianggap paling baik untuk kebaikan dalam kelompok tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kelompok Sosial
Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi yang saling mempengaruhi satu sama lain, untuk mencapai tujuan yang sama.
Alasan setiap individu senang berkelompok dikarenakan dengan berkelompok akan tercapai sebuah tujuan.Selain itu fitrah manusia juga sebagai makhluk sosial yaitu ketergantungan pada orang lain.Tujuan bersama setiap kelompok tercapai dari aspirasi setiap anggota kelompok tersebut. Beberapa alasan dibawah ini yang sering di pertimbangkan oleh individu untuk masuk dalam suatu kelompok sebagai berikut :
1.      Adanya tujuan sama yang ingin dicapai.
2.      Adanya keamanan dan perlindungan.
3.      Untuk memunculkan bakat atau potensi diri.
4.      Merasa terhormat (harga diri).
5.      Kebutuhan bersosial.

B.     Proses Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar individu atau lebih dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya.
Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial adalah:
1.      Faktor imitasi
Tingkah laku yang meniru orang lain bisa berdampak positif maupun negative.
2.      Faktor sugesti
Pengaruh psikis yang datang dari dirinya sendiri maupun orang lain.
3.      Faktor identifikasi
Dorongan untuk menjadi indentik (sama) dengan orang lain baik secara lahiriah maupun batiniah.



4.      Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertarik antara orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional melainkan penilaian perasaan.
Interaksi sosial merupakan bagian dari proses sosialisasi. Bentuk-bentuk interaksi sendiri ada 2 macam :
a. Interaksi manusia dengan benda-benda
b. Interaksi manusia dengan manusia
Bentuk-bentuk interaksi dalam kelompok
1.      Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan erat dengan anggota kelompok yang lain atau seorang individu dapat mencapai tujuan bila individu lain juga mencapai tujuan.
2.      Persaingan (Competition)
Persainagan adalah proses sosial dimana individu saling berusaha dan berlomba-lomba untuk mencapai keuntungan dalam waktu yang bersamaan.
3.      Pertentangan (Conflict)
Konflik sebagai suatu interaksi antara individu yang saling bergantung namun dikarenakan suatu hal mereka memiliki tujuan yang tidak sejalan satu sama lain saling menghalanngi pencapaian tujuan tersebut. biasanya terjadi akibat ketidak sepahaman antar anggota dan ketidak sesuaian tujuan yang dimilki.
4.      Persesuaian (Acomodation)
Akomodasi yaitu proses usaha dimana individu atau kelompok saling mengadakan penyesuain diri untuk meredakan suatu pertentangan.







C.    Pengambilan Keputusan
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan Kelompok yaitu :
1.      Komposisi kelompok ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok yaitu:
a.       Penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi
b.      Pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
c.       Komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling mendominasi dalam kelompok.
d.      Ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini, konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok tersebut.
2.      Kesamaan anggota kelompok.
Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila anggota kelompok sama satu dengan yang lain.
3.      Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok.
Seringkali keputusan yang dibuat kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena adanya perbadingan sosial.  Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh dari pendapat orang tersebut. 

Para psikolog telah mengidentifikasi seperangkat decision rules ( kaidah keputusan) yang digunakan kelompok untuk mengambil keputusan (Miller, 1989).
Dalam suatu kelompok terdapat kelompok mayoritas dan kelompok minoritas dengan memperhatikan kaidah-kaidah tersebut keputusan tetap berada di tangan pemimpin. Kaidah keputusan kelompok menimbulkan konsekuensi bagi fungsi kelompok (Miller, 1989). Walau harus banyak diskusi suatu kelompok dapat mencapai keputusan bulat, maka mereka akan cenderung lebih puas dengan hasil keputusan tersebut.  
      Dalam riset suatu psikologi sosial kelompok mudah dipengaruhi oleh kekuatan sosial khusus yang dapat membiaskan pengambilan keputusan. Ada 3 isu penting dalam pengambilan keputusan kelompok yaitu:


a.       Penggunaan informasi secara bias
Perbedaan informasi dan sudut pandang dimiliki oleh setiap individu dalam kelompok, maka dari itu untuk mengambil suatu keputusan yang lebih baik orang cenderung bergabung dengan kelompok.
b.      Polarisasi Kelompok
Ketika diskusi kelompok menyebabkan keputusan yang lebih ekstrim, fenomena ini disebut Group Polarization (polarisasi kelompok)(Lavine and Moreland, 1998). Dalam diskusi kelompok individu sering mengulang-ulang idenya dan proses pernyataan ulang ini mungkin meningkatkan pergeseran kearah pandangan yang lebih ekstrim (Brauer, Judd & Gliner, 1995). Diskusi  kelompok tidak selalu menimbulkan polirasi kadang juga sering Depolarisasi.
Depolarisasi adalah ketika anggota suatu kelompok berbeda pandangan dalam suatu isu diskusinya sering menimbulkan kompromi antar pandangan yang betentangan (Burnstein & Vinokur, 1977).
c.       Groupthink
Groupthink adalah dimana terkadang sebuah kelompok yang rasional dan cerdas membuat keputusan menimbulkan masalah / bencana. Groupthink ini muncul dari kelompok yang sangat optimis dan tidak terkalahkan, mereka menolak informasi dari luar. kelompok groupthink ini biasanya memiliki sifat egoisme yang tinggi. Untuk itu Janis mengemukakan beberapa saran untuk mengatasi groupthink dan memperkuat pengambilan keputusan dalam kelompok.
1.      Pemimpin mendorong anggota untuk terbuka dan pemimpin siap menerima kritik.
2.      Pemimpin harus mendengarkan informasi dari setiap anggota tanpa keputusan sepihak.
3.      Kemudian membentuk sub-sub komite .
4.      Mengundang pembicara/pakar dari luar untuk menentang pandangan anggota kelompok.
5.      Dalam setiap diskusi minimal ada satu orang yang bertugas sebagai penyanggah ide-ide kelompok.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berkelompok akan memberikan banyak manfaat untuk kita. Dalam berperilaku sosial kita akan lebih terarah. Kita akan merasa aman, memperkaya pengalaman dengan mengenal individu yang multikultural dengan latar belakang pendidikan berbeda.Interaksi sesama anggota akan menciptakan keharmonisan dan keselarasan, walau terkadang bisa juga timbul perbedaan pendapat saat pengambilan keputusan. dengan berkelompok akan meningkatkan dorongan dan motivasi yang pada akhirnya akan memperkuat tendensi untuk menjalankan respons dominan atau respons yang sudah dikuasai dengan baik. dalam artian respon dominan yang benar,  maka kinerja akan bertambah seabaliknya jika respon itu salah maka kinerja akan mengalami hambatan.

B.     Saran
Dengan memahami materi  diatas  kami mengharapkan agar suatu kelompok dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka seharusnya kelompok setiap individu memiliki kesadaran akan tanggungjawab serta peranan setiap individu dalam kelompok itu. Selain itu agar kelompok itu berhasil maka diperlukan sebuah kerjasama yang nyata antar anggota sebagai perwujudan dari perilaku dalam kelompok. Dengan berkelompok setiap individu akan merasakan manfaat yang banyak. Ikutilah berbagai sekumpulan yang mempunyai visi dan misi sosial. Dengan ikut dalam berbagai kegiatan sosial kita akan mendapatkan apa yang tidak kita dapatkan dalam kesendirian.


DAFTAR PUSTAKA

Shelley E. Taylor, Letiti Anne Peeplau, dvd o. Sears. 2009. Psikologi sosial. Jakarta. Kencana perdana group.
Nur Kholidah, Enik. ( 2011). Modul Bimbingan & konseling Sosial. Jogjakarta.




























Ice Breaking
Cerita motivasi

Letakkan Gelasmu

            Guru atau mediator membawa gelas berisi air ke dalam kelas.Guru menanyakan kepada siswa dengan pertanyaan sebagai berikut :

1.      Berapa berat isi gelas ini?
2.      Apa yang terjadi bila gelas ini saya pegang seperti ini?.Gelas diangkat di atas kepala Guru/mediator.
3.      Apa yang akan terjadi bila saya mengangkat dengan posisi sama dalam waktu satu jam,dua jam dan satu hari?
4.      Tangan kita bisa kram.kesemutan dan gelas akan jatuh lalu pecah bukan?

            Kalau begitu maka jalan yang paling tepat adalah letakkan gelasmu.Kalau kita ibaratkan gelas itu masalah-masalah yang hinggap dalam setiap langkah kita dalam menapaki kehidupan ini,maka letakkan gelasmu.Menyimpan terlalu lama dalam kepala kita hanya akan membuat kita tidak bersemangat,hati menjadi kecut,wajah berubah muram,semangat makin padam,dan harapan kian hilang.
Janganlah kamu bersedih,sesungguhnya Allah selalu bersama kita ( QS.At Taubah :40)
Tentu saja kita tidak bisa lepas dari masalah-masalah dalam keseharian kita.Setiap detik,menit dan setiap waktu kita akan menemui masalah demi masalah.Masalah bukan untuk dihindari,tapi juga tidak untuk disimpan terlalu lama,membiarkan menjadi virus dalam kehidupan kita.Yakinlah bahwa setiap kesulitan ada dua kemudahan.Berdo’a kepada Tuhan kita agar senantiasa dimudahkan dalam segala urusan,dimasukkan dalam golongan orang-orang yang sabar,dan tabah dalam menghadapi setiap cobaan.Tuhan Maha Adil,tidak akan memberikan beban melebihi kemampuan umatnya.Semangat kawan!!Mari kita berproses bersama untuk perubahan.





0 komentar:

Posting Komentar