Sabtu, 15 November 2014

PERKEMBANGAN ASPEK KOGNITIF PADA BAYI USIA 0-2 TAHUN



MAKALAH
PERKEMBANGAN ASPEK KOGNITIF PADA BAYI USIA 0-2 TAHUN
Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan I
Dosen Pembimbing : Dra.Farida Salim Sungkar








Disusun Oleh :
Nama   : Supri Widyanto
NIM    : 10144200270
Kelas   : A1

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
 
KATA PENGANTAR



Alhamdulillahirabbil’alaamiin dengan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, penguasa langit dan bumi beserta isinya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis diberikan kesehatan, kekuatan, serta petunjuk untuk menyelesaikan Makalah Perkembangan Aspek Kognitif Pada Bayi Usia 0-2 Tahun. Sholawat dan salam penulis semoga tercurah kepada uswatun khasanah kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan insyaAllah kepada kita semua selaku ummat beliau hingga akhir zaman.
            Penulis tidak dapat menyusun laporan praktikum ini dengan baik dan benar tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Ibu Dra. Hj. Nur Wahyumiani, MA, selaku Dekan FKIP Universitas PGRI Yogyakarta.
2.    Bapak Drs. Sarjiman, selaku kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling.
3.    Bapak Dra.Farida Salim Sungkar, selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Perkembangan I, yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatiannya sehingga penulis dapat melakukan praktikum dan menyusun laporan praktikum.
4.    Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, dan teman - teman mahasiswa kelompok praktikum, sekali lagi terima kasih atas bantuan serta kerja samanya.
Akhirnya penulis hanya dapat mengharapkan, semoga ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan dukungan dan semangat bagi penulis sampai kepada terselesaikannya Makalah Psikologi Umum  ini.Banyak salah mohon maaf dan semoga Allah swt melimpahkan rahmat, hidayah, dan innayahNya kepada kita semua.Aamiin ya Rabbal’alaamiin.Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagaimana mestinya.

                                                         Yogyakarta, 04 Desember 2013


                                                       ( Supri Widyanto  )
.
















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................... 2
C.     Tujuan Pembahasan ................................................................ 2
D.    Manfaat Pembahasan ............................................................. 2

BAB II            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perkembangan ..................................................... 3
B.     Perkembangan Kognitif Pada Bayi Usia 0-2 Tahun .............. 4
BAB III          KESIMPULAN DAN SARAN 
A.    Kesimpulan  ......................................................................... 11
B.     Saran  ................................................................................ .. 11

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting. Lagi pula, pada periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang cepat sekali.
Bayi yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang harus diatihnya setiap waktu, agar bayi atau anak mampu melakukan adaptasi social (penyesuaian diri terhadap lingkungan social) dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka.
Belakangan ini banyak orang tua yang memperlakukan seorang bayi dengan tidak sesuai. Penanganan yang dilakukan tidak sesuai dengan usia bayi yang cenderung masih belum mengerti apa-apa dan masih dalam tahap pembelajaran.
Penanganan yang tidak sesuai akan membahayakan dampak psikologis si bayi dan akan menjadi dasar terbentuknya character yang tidak baik. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi si bayi dan masa depannya kelak. Oleh karena itu kami mencoba menyuguhkan penjelasan tentang bayi sampai dengan umur dua tahun.

B.       Rumusan Masalah
1.      Pengertian perkembangan
2.      perkembangan aspek kognitif bayi usia 0-2 tahun

C.       Tujuan pembahasan
1.      Untuk dapat mengetahui aspek perkembangan kognitif pada bayi usia 0-2 tahun.
2.      Sebagai bahan untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah psikologi perkembangan.

D.      Manfaat Pembahasan
1.      Memberikan pemahaman mengenai perkembangan bayi pada usia 0-2 tahun.
2.      Memberikan gambaran aspek perkembangan kognitif yang terjadi pada bayi usia 0-2 Tahun.








BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertisn Perkembangan
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. (Dianie E papalia 2008 : 3) mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Van den Daele “Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”.Ini berarti bahwa perkembangan bykan sekedar penambah beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatakn kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
Menurut F.J. Monks, pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali”. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan umum, bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkai perubahan psykis yang berlangsung terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu.

B.        Perkembangan Kognitif pada bayi usia 0-2 Tahun
Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Tahap ini disebut tahap sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau (mencium) dan lain-lain. Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu benda berkembang dari periode “belum mempunyai gagasan” menjadi “ sudah mempunyai gagasan”. Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak tentang ruang dan waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur ruang dan waktu belum jelas dan masih terpotong-potong, belum dapat disistematisir dan diurutkan dengan logis.
Kognitif merupakan salah satu aspek terpenting dari perkembangan yang berkaitan dengan pengetahuan perkembangan kognitif yaitu pengetahuan bagaiman mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan Kognitif anak 0-2 th dilakukan dalam bentuk bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.
Vygotsky adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia yang meyakini bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif seorang anak. Menurutnya, anak kecil tidak mampu berpikir abstrak karena bagi mereka anak tidak dapat berpikir tentang kuda tanpa melihat kuda yang sebenarnya, karena meaning (makna) dan objek berbaur menjadi satu. Jika anak–anak kemudian bisa bermain kuda-kudaan dengan menggunakan pelepah pisang, maka pelepah pisang sebagai pengganti ojek kuda dapat memisahkan makna pelepah pisang sebagai ”kuda” dan objek kuda yang sesungguhnya.
Bruner memberikan penekanan pada fungsi bermain sebagai saran untuk mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih penting bagi anak adalah makna bermain dan bukan hasil akhirnya. Saat bermain, seorang anak tidak memikirkan sasaran yang akan dicapai sehingga dia mampu mencoba untuk memadukan berbagai perilaku baru. Dalam keadaan tertekan, tidak mungkin hal itu dilakukan. Sekali anak memcoba memadukan perilaku yang baru,dia akan menggunakan pengalaman tersebut untuk memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sebenarnya.
Smith percaya bahwa transformasi simbolik yang muncul dalam kegiatan dalam kegiatan bermain khayal, misalnya: pura-pura menggunakan batu sebagai telur, memudahkan transformasi simbolik kognisi anak sehingga dapat meningkatkan fleksibilitasmental mereka. Smith juga berteori bahwa bermain merupakan adptive variability, bahwa variabilitas bermain memegang faktor kunci dalam perkembangan manusia. Hasil penelitian dalam bidang neurologi menunjukkan bahwa potensi adaptif ini terbentuk dalam perkembangan otak manusia yang berlangsung pada usia dini dapat membantu aktualisasi potensi otak karena menyimpan lebih banyak veriabilitas yang secara potensial sudah ada di dalam otak.
Menurut Singer, bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan, baik dari dunia luar maupun dari dalam, yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman. Laju stimulasi dari luar dandari dalam semakin optimal, jika keadaan emosi menyenangkan dan itu diperoleh saat anak sedang bermain
Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan pengalaman dan situasi yang baru.


Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:
a.    Periode 1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)
Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks. Ini berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur 1 bulan. Pada periode ini, tingkah laku bayi lebih banyak bersifat refleks, spontan, tidak disengaja, dan tidak terbedakan. Tindakan seorang bayi didasarkan pada adanya rangsangan dari luar yang ditanggapi secara refleks.
Tabel 1. Reflek awal manusia:
Refleks
stimulasi
Perilaku bayi
Usia munculnya refleks
Usia hilangnya refleks
moro
Bayi dijatuhkan atau mendengar suara yang keras
Menjulurkan lengan, tangan, jari, melengkungkan badan, menarik kepala ke belakang
Bulan ke tujuh kehamilan
3 bulan
Darwinian (menggenggam)
Tekanan pada telapak tangan bayi
Membuat tinju yang kuat
Bulan ke tujuh kehamilan
4 bulan
Tonic neck
Bayi dibaringkan telentang
Menolehkan kepalanya ke satu sisi, agak menengadah.
7 bulan usia kehamilan
5 bulan
babkin
Tekanan pada kedua tapak bayi secara sekaligus
Mulut terbuka, mata tertutup, leher mengerut, dan kepala bergoyang ke depan
lahir
3 bulan
babinski
Tekanan pada telapak kaki bayi
Jempol terangkat, kaki tertarik
lahir
4 bulan
rooting
Tekanan dengan menggunakan jari pada pipi atau bibir bayi
Kepala berputar, mulut terbuka, gerakan menghisap dimulai
lahir
9 bulan
walking
Bayi di gendong dengan kaki menyentuh permukaan datar
Membuat gerakan seperti berjalan, yang tampak seperti berjalan yang terkoordinasi dengan baik
1 bulan
4 bulan
swimming
Bayi diletakkan ke dalam air dengan posisi muka menghadap ke bawah
Membuat gerakan berenang yang terkoordinasi dengan baik
1 bulan
4 bulan

b.    Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)
Pada periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasan-kebiasaan awal. Kebiasaan dibuat dengan mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu tindakan. Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang telah dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut menghasilkan sesuatu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia mulai mengadakan diferensiasi akan macam-macam benda yang dipegangnya.
Pada periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai berkembang dengan penggunaan mata dan telinga. Bayi mulai mengikuti benda yang bergerak dengan matanya. Ia juga mulai menggerakkan kepala ke sumber suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama. Ini merupakan suatu tahap penting untuk menumbuhkan  konsep benda.
c.    Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969). Tingkah laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya sendiri. Ia menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah (perabaan). Pada periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali kejadian-kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada sebuah benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh Piaget, ini diartikan sebagai suatu “pengiyaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
d.    Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Ia sudah mulai menggunakan sarana untuk mencapai suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari koordinasi skema-skema yang telah ia ketahui. Bayi mulai mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah laku yang sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membentuk konsep tentang tetapnya (permanensi) suatu benda. Dari kenyataan bahwa dari seorang bayi dapat mencari benda yang tersembunyi, tampak bahwa ini mulai mempunyaikonsep tentang ruang.
e.    Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)
Unsur pokok pada periode ini adalah mulainya anak mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan cara mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak dipecahkan dengan skema yang ada, anak akan mulai mecoba-coba dengan Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna memecahkan persoalan tersebut atau dengan kata lain ia mencoba mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-benda di sekitarnya bertingkah laku dalam situasi yang baru. Menurut Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan kemampuan untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang keruangan anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-benda  secara menyeluruh bila benda-benda itu dapat dilihat secara serentak.
f.     Periode Representasi (umur 18 – 24 bulan)
Periode ini adalah periode terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke intelegensi representatif. Secara mental, seorang anak mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju, representasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan objek-objek yang tersembunyi. Sedangkan dalam konsep keruangan, anak mulai sadar akan gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.
 Karakteristik anak  yang berada pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1.        Berfikir melalui perbuatan (gerak),
2.        Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks sampai ia dapat berjalan dan berbicara,
3.        Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya, Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.
Coba bayangkan, sejak umur 0-2 tahun saja anak sudah ’sepintar’ itu. Bagaimana jika Ia diberikan stimulasi yang sangat baik dari orang tuanya (dan juga orang-orang disekitarnya) hingga ia berusia lebih besar lagi.


BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
perkembangan adalah perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkai perubahan psykis yang berlangsung terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu.
Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Tahap ini disebut tahap sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau (mencium) dan lain-lain. Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu benda berkembang dari periode “belum mempunyai gagasan” menjadi “ sudah mempunyai gagasan”. Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak tentang ruang dan waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur ruang dan waktu belum jelas dan masih terpotong-potong, belum dapat disistematisir dan diurutkan dengan logis.

B.       SARAN
Usia bayi 0-2 Tahun merupakan usia emas, karena pada usia tersebut otak anak akan mulai terhubung jaringan-jaringan didalamnya, untuk itu penting bagi orang tua ataupun orang di sekitar bayi untuk membantu perkembangan otaknya, denagan memberikan stimuus-stimulus yang dapat merangsang perkembangan otaknyasupaya dapat optimal.



 



1 komentar: