Minggu, 03 Maret 2013

filsafat ilmu


MANUSIA, BERFIKIR DAN PENGETAHUAN


Tanpa saudara kandungnya Pengetahuan, Akal (Instrumen berfikir Manusia) bagaikan si miskin yang tak berumah, sedangkan Pengetahuan tanpa akal seperti rumah yang tak terjaga. Bahkan, Cinta, Keadilan, dan Kebaikan akan terbatas kegunaannya jika akal tak hadir (Kahlil Gibran)
Pengetahuan merupakan suatu kekayaan dan kesempurnaan. ..Seseorang yang tahu lebih banyak adalah lebih baik kalau dibanding dengan yang tidak tahu apa-apa (Louis Leahy)
Mengetahui merupakan kegiatan yang menjadikan subjek berkomunikasi Secara dinamik dengan eksistensi dan kodrat dari “ada” benda-benda (Sartre)



A.   MAKNA MENJADI MANUSIA
Kemampuan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami lingkungannya merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia Berfikir, dengan Berfikir manusia menjadi mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar perubahan dalam diri manusia merupakan akibat dari aktivitas Berfikir, oleh karena itu sangat wajar apabila Berfikir merupakan konsep kunci dalam setiap diskursus mengenai kedudukan manusia di muka bumi, ini berarti bahwa tanpa Berfikir, kemanusiaan manusia  pun tidak punya makna bahkan mungkin tak akan pernah ada.
Berfikir juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan, dalam tahapan selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi fondasi penting bagi kegiatan berfikir yang lebih mendalam. Ketika Adam diciptakan dan kemudian ALLAH mengajarkan nama-nama, pada dasarnya mengindikasikan bahwa Adam (Manusia) merupakan Makhluk yang bisa Berfikir dan berpengetahuan, dan dengan pengetahuan itu Adam dapat melanjutkan kehidupannya di Dunia. Dalam konteks yang lebih luas, perintah Iqra (bacalah) yang tertuang dalam Al Qur’an dapat dipahami dalam kaitan dengan dorongan Tuhan pada Manusia untuk berpengetahuan disamping kata Yatafakkarun (berfikirlah/gunakan akal) yang banyak tersebar dalam Al Qur’an. Semua ini dimaksudkan agar manusia dapat berubah  dari tidak tahu menjadi tahu, dengan tahu dia berbuat, dengan berbuat dia beramal bagi kehidupan. semua ini pendasarannya adalah penggunaan akal melalui kegiatan berfikir. Dengan berfikir manusia mampu mengolah pengetahuan, dengan pengolahan tersebut, pemikiran manusia menjadi makin mendalam dan makin bermakna, dengan pengetahuan manusia mengajarkan, dengan berpikir manusia mengembangkan, dan dengan mengamalkan serta mengaplikasikannya manusia mampu melakukan perubahan dan peningkatan ke arah kehidupan yang lebih baik, semua itu telah membawa kemajuan yang besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia (sudut pandang positif/normatif).
Dengan demikian kemampuan untuk berubah dan perubahan yang terjadi pada manusia merupakan makna pokok yang terkandung dalam kegiatan Berfikir dan berpengetahuan. Disebabkan kemampuan Berfikirlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dibanding makhluk lainnya, sehingga dapat terbebas dari kemandegan fungsi kekhalifahan di muka bumi, bahkan dengan Berfikir manusia mampu mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.
Pernyataan di atas pada dasarnya menggambarkan keagungan manusia berkaitan dengan karakteristik eksistensial manusia sebagai upaya memaknai kehidupannya dan sebagai bagian dari Alam ini. Dalam konteks perbandingan dengan bagian-bagian alam lainnya, para akhli telah banyak mengkaji perbedaan antara manusia dengan makhluk-makhluk lainnya terutama dengan makhluk yang agak dekat dengan manusia yaitu hewan. Secara umum komparasi manusia dengan hewan dapat dilihat dari sudut pandang Naturalis/biologis dan sudut pandang sosiopsikologis. Secara biologis pada dasarnya manusia tidak banyak berbeda dengan hewan, bahkan Ernst Haeckel (1834 – 1919) mengemukakan bahwa manusia dalam segala hal sungguh-sungguh adalah binatang beruas tulang belakang, yakni binatang menyusui, demimikian juga Lamettrie (1709 – 1751) menyatakan bahwa tidaklah terdapat perbedaan antara binatang dan manusia dan karenanya bahwa manusia itu adalah suatu mesin.  
Kalau manusia itu sama dengan hewan, tapi kenapa manusia bisa bermasyarakat dan berperadaban yang tidak bisa dilakukan oleh hewan ?, pertanyaan ini telah melahirkan berbagai pemaknaan tentang manusia, seperti manusia adalah makhluk yang bermasyarakat (Sosiologis), manusia adalah makhluk yang berbudaya (Antropologis), manusia adalah hewan yang ketawa, sadar diri, dan merasa malu (Psikologis), semua itu kalau dicermati tidak lain karena manusia adalah hewan yang berfikir/bernalar (the animal that reason) atau Homo Sapien.
Dengan memahami uraian di atas, nampak bahwa ada sudut pandang yang cenderung merendahkan manusia, dan ada yang mengagungkannya, semua sudut pandang tersebut memang diperlukan untuk menjaga keseimbangan memaknai manusia. Blaise Pascal (1623 – 1662) menyatakan bahwa adalah berbahaya bila kita menunjukan manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat binatang dengan tidak menunjukan kebesaran manusia sebagai manusia. Sebaliknya adalah bahaya untuk menunjukan manusia sebagai makhluk yang besar dengan tidak menunjukan kerendahan, dan lebih berbahaya lagi bila kita tidak menunjukan sudut kebesaran dan kelemahannya sama sekali (Rasjidi. 1970 : 8). Guna memahami lebih jauh siapa itu manusia, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para akhli :
·         Plato (427 – 348). Dalam pandangan Plato manusia dilihat secara dualistik yaitu unsur jasad dan unsur jiwa, jasad akan musnah sedangkan jiwa tidak, jiwa mempunyai tiga fungsi (kekuatan) yaitu  logystikon (berfikir/rasional, thymoeides (Keberanian), dan epithymetikon (Keinginan)
·         Aristoteles (384 – 322 SM). Manusia  itu adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal fikirannya. Manusia itu adalah hewan yang berpolitik (Zoon Politicon/Political Animal), hewan yang membangun masyarakat di atas famili-famili menjadi pengelompokan impersonal dari pada kampung dan negara.
·         Ibnu Sina (980 -1037 M). manusia adalah makhluk yang mempunyai kesanggupan : 1) makan, 2) tumbuh, 3) ber-kembang biak, 4) pengamatan hal-hal yang istimewa, 5) pergerakan di bawah kekuasaan, 6) ketahuan (pengetahuan tentang) hal-hal yang umum, dan 7) kehendak bebas. Menurut dia, tumbuhan hanya mempunyai kesanggupan 1, 2, dan 3, serta hewan mempunyai kesanggupan 1, 2, 3, 4, dan 5.
·         Ibnu Khaldun (1332 – 1406). Manusia adalah hewan dengan kesanggupan berpikir, kesanggupan ini merupakan sumber dari kesempurnaan dan puncak dari segala kemulyaan dan ketinggian di atas makhluk-makhluk lain.
·         Ibnu Miskawaih. Menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai kekuatan-kekuatan yaitu : 1) Al Quwwatul Aqliyah (kekuatan berfikir/akal), 2) Al Quwwatul Godhbiyyah (Marah, 3) Al Quwwatu Syahwiyah (sahwat).
·         Harold H. Titus  menyatakan : Man is an animal organism, it is true but he is able to study himself as organism and to compare and interpret living forms and to inquire about the meaning of human existence. Selanjutnya Dia menyebutkan beberapa faktor yang berkaitan (menjadi karakteristik – pen) dengan manusia sebagai pribadi yaitu :
                                                  i.      Self conscioueness
                                                ii.      Reflective thinking, abstract thought, or the power of generalization
                                              iii.      Ethical discrimination and the power of choice
                                             iv.      Aesthetic appreciation
                                               v.      Worship and faith in a higher power
                                             vi.      Creativity of a new order
·         William E. Hocking menyatakan : Man can be defined as the animal who thinks in term of totalities.
·         C.E.M. Joad. Menyatakan : every thing and every creature in the world except man acts as it must, or act as it pleased, man alone  act on occasion as he ought
·         R.F. Beerling. Menyatakan bahwa manusia itu tukang bertanya.

Dari uraian dan berbagai definisi tersebut di atas dapatlah ditarik beberapa kesimpulan tentang siapa itu manusia yaitu :
1.      Secara fisikal, manusia sejenis hewan juga
2.      Manusia punya kemampuan untuk bertanya
3.      Manusia punya kemampuan untuk berpengetahuan
4.      Manusia punya kemauan bebas
5.      Manusia bisa berprilaku sesuai norma  (bermoral)
6.      Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan berbudaya
7.      Manusia punya kemampuan berfikir reflektif dalam totalitas dengan sadar diri
8.      Manusia adalah makhluk yang punya kemampuan untuk percaya pada Tuhan
apabila dibagankan dengan mengacu pada pendapat di atas akan nampak sebagai berikut :

MANUSIA
HEWANI/BASARI
INSANI/MANUSIAWI
JASAD/FISIK/BIOLOGIS

JIWA/AKAL/RUHANI
MAKAN

BERFIKIR
MINUM

BERPENGETAHUAN
TUMBUH

BERMASYARAKAT
BERKEMBANGBIAK

BERBUDAYA/BERETIKA/
BERTUHAN
Gambar 1.1. Dimensi-dimensi manusia

Dengan demikian nampaknya terdapat perbedaan sekaligus persamaan antara  manusia dengan makhluk lain khususnya hewan, secara fisikal/biologis perbedaan manusia dengan hewan lebih bersifat gradual dan tidak prinsipil, sedangkan dalam aspek kemampuan berfikir, bermasyarakat dan berbudaya, serta bertuhan perbedaannya sangat asasi/prinsipil, ini berarti jika manusia dalam kehidupannya hanya bekutat dalam urusan-urusan fisik biologis seperti makan, minum, beristirahat, maka kedudukannya tidaklah jauh berbeda dengan hewan, satu-satunya yang bisa mengangkat manusia lebih tinggi adalah penggunaan akal untuk berfikir dan berpengetahuan serta mengaplikasikan pengetahuannya bagi kepentingan kehidupan sehingga berkembanglah masyarakat beradab dan berbudaya, disamping itu kemampuan tersebut telah mendorong manusia untuk berfikir tentang sesuatu yang melebihi pengalamannya seperti keyakinan pada Tuhan yang merupakan inti dari seluruh ajaran Agama. Oleh karena itu carilah ilmu dan berfikirlah terus agar posisi kita sebagai manusia menjadi semakin jauh dari posisi hewan dalam konstelasi kehidupan di alam ini. Meskipun demikian penggambaran di atas harus dipandang sebagai suatu pendekatan saja dalam memberi makna manusia, sebab manusia itu sendiri merupakan makhluk yang sangat multi dimensi, sehingga gambaran yang seutuhnya akan terus menjadi perhatian dan kajian yang menarik, untuk itu tidak berlebihan apabila Louis Leahy berpendapat bahwa manusia itu sebagai makhluk paradoksal dan  sebuah misteri, hal ini menunjukan betapa kompleks nya memaknai manusia dengan seluruh dimensinya.
B.    MAKNA BERFIKIR
Semua karakteristik manusia yang menggambargakan ketinggian dan keagungan pada dasarnya merupakan akibat dari  anugrah akal yang dimilikinya, serta pemanfaatannya untuk kegiatan berfikir, bahkan Tuhan pun memberikan tugas kekhalifahan (yang terbingkai dalam perintah dan larangan) di muka bumi pada manusia tidak terlepas dari kapasitas akal untuk berfikir, berpengetahuan, serta membuat keputusan untuk melakukan dan atau tidak melakukan yang tanggungjawabnya inheren pada manusia, sehingga perlu dimintai pertanggungjawaban.
Sutan Takdir Alisjahbana. Menyatakan bahwa pikiran memberi manusia pengetahuan yang dapat dipakainya sebagai pedoman dalam perbuatannya, sedangkan kemauanlah yang menjadi pendorong perbuatan mereka. Oleh karena itu berfikir merupakan atribut penting yang menjadikan manusia sebagai manusia, berfikir adalah fondasi dan kemauan adalah pendorongnya.
Kalau berfikir (penggunaan kekuatan akal) merupakan salah satu ciri penting yang membedakan manusia dengan hewan, sekarang apa yang dimaksud berfikir, apakah setiap penggunaan akal dapat dikategorikan berfikir, ataukah penggunaan akal dengan cara tertentu saja yang disebut berfikir. Para akhli telah mencoba mendefinisikan makna berfikir dengan rumusannya sendiri-sendiri, namun yang jelas tanpa akal nampaknya kegiatan berfikir tidak mungkin dapat dilakukan, demikian juga pemilikan akal secara fisikal tidak serta merta mengindikasikan kegiata berfikir.
Menurut J.M. Bochenski berfikir adalah perkembangan ide dan konsep, definisi ini nampak sangat sederhana namun substansinya cukup mendalam, berfikir bukanlah kegiatan fisik namun merupakan kegiatan mental, bila seseorang secara mental  sedang mengikatkan diri dengan sesuatu dan sesuatu itu terus berjalan dalam ingatannya, maka orang tersebut bisa dikatakan sedang berfikir. Jika demikian berarti bahwa berfikir merupakan upaya untuk mencapai pengetahuan. Upaya mengikatkan diri dengan sesuatu merupakan upaya untuk menjadikan sesuatu itu ada dalam diri (gambaran mental) seseorang, dan jika itu terjadi tahulah dia, ini berarti bahwa dengan berfikir manusia akan mampu memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuan itu manusia menjadi lebih mampu untuk melanjutkan tugas kekhalifahannya di muka bumi serta mampu memposisikan diri lebih tinggi dibanding makhluk lainnya.
Sementara itu Partap Sing Mehra memberikan definisi berfikir (pemikiran) yaitu mencari sesuatu yang belum diketahui berdasarkan sesuatu yang sudah diketahui. Definisi ini mengindikasikan bahwa suatu kegiatan berfikir baru mungkin terjadi jika akal/pikiran seseorang telah mengetahui sesuatu, kemudian sesuatu itu dipergunakan untuk mengetahui sesuatu yang lain, sesuatu yang diketahui itu bisa merupakan data, konsep atau sebuah idea, dan hal ini kemudian berkembang atau dikembangkan sehingga diperoleh suatu yang kemudian diketahui atau bisa juga disebut kesimpulan. Dengan demikian kedua definisi yang dikemukakan akhli tersebut pada dasarnya bersifat saling melengkapi. Berfikir merupakan upaya untuk memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuan tersebut proses berfikir dapat terus berlanjut guna memperoleh pengetahuan yang baru, dan proses itu tidak berhenti selama upaya pencarian pengetahuan terus dilakukan.
Menurut Jujus S Suriasumantri Berfikir merupakan suatu proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dengan demikian berfikir mempunyai gradasi yang berbeda dari berfikir sederhana sampai berfikir yang sulit, dari berfikir hanya untuk mengikatkan subjek dan objek sampai dengan berfikir yang menuntut kesimpulan berdasarkan ikatan tersebut. Sementara itu Partap Sing Mehra menyatakan bahwa proses berfikir mencakup hal-hal sebagai berikut yaitu  :
·   Conception (pembentukan gagasan)
·   Judgement (menentukan sesuatu)
·   Reasoning (Pertimbangan pemikiran/penalaran)
bila seseorang mengatakan bahwa dia sedang berfikir tentang sesuatu, ini mungkin berarti bahwa dia sedang membentuk gagasan umum tentang sesuatu, atau sedang menentukan sesuatu, atau sedang mempertimbangkan (mencari argumentasi) berkaitan dengan sesuatu tersebut.
            Cakupan proses berfikir sebagaimana disebutkan di atas menggambarkan bentuk substansi pencapaian kesimpulan, dalam setiap cakupan terbentang suatu proses (urutan) berfikir tertentu sesuai dengan substansinya. Menurut John Dewey proses berfikir mempuyai urutan-urutan (proses) sebagai berikut :
·         Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenai sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
·         Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
·         Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori.
·         Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
·         Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
            Sementara itu Kelly mengemukakan bahwa proses berfikir mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
·         Timbul rasa sulit
·         Rasa sulit tersebut didefinisikan
·         Mencari suatu pemecahan sementara
·         Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar.
·         Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental
·         Mengadakan penelitian terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara mental untuk diterima atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit.
·         Memberikan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental  tentang situasi yang akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Urutan langkah (proses) berfikir seperti tersebut di atas lebih menggambarkan suatu cara berfikir ilmiah, yang pada dasarnya merupakan gradasi tertentu disamping berfikir biasa yang sederhana serta berfikir radikal filosofis, namun urutan tersebut dapat membantu bagaimana seseorang berfikir dengan cara yang benar, baik untuk hal-hal yang sederhana dan konkrit maupun hal-hal yang rumit dan abstrak, dan semua ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh orang yang berfikir tersebut.
C.  MAKNA PENGETAHUAN
            Berfikir mensyaratkan adanya pengetahuan (Knowledge) atau sesuatu yang diketahui agar pencapaian pengetahuan baru lainnya dapat berproses dengan benar, sekarang apa yang dimaksud dengan pengetahuan ?, menurut Langeveld pengetahuan ialah kesatuan subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui, di tempat lain dia mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan kesatuan subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, suatu kesatuan dalam mana objek itu dipandang oleh subjek sebagai dikenalinya. Dengan demikian pengetahuan selalu berkaitan dengan objek yang diketahui, sedangkan Feibleman menyebutnya hubungan subjek dan objek (Knowledge : relation between object and subject). Subjek adalah individu yang punya kemampuan mengetahui (berakal) dan objek adalah benda-benda atau hal-hal yang ingin diketahui. Individu (manusia) merupakan suatu realitas dan benda-benda merupakan realitas yang lain, hubungan keduanya merupakan proses untuk mengetahui dan bila bersatu jadilah pengetahuan bagi manusia. Di sini terlihat bahwa subjek mesti berpartisipasi aktif dalam proses penyatuan sedang objek pun harus berpartisipasi dalam keadaannya, subjek merupakan suatu realitas demikian juga objek, ke dua realitas ini berproses dalam suatu interaksi partisipatif, tanpa semua ini mustahil pengetahuan terjadi, hal ini sejalan dengan pendapat Max Scheler yang menyatakan bahwa pengetahuan sebagai partisipasi oleh suatu realita dalam suatu realita yang lain, tetapi tanpa modifikasi-modifikasi dalam kualitas yang lain itu.  Sebaliknya subjek yang mengetahui itu dipengaruhi oleh objek yang diketahuinya.
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang diketahui tentang objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu (Jujun S Suriasumantri,), Pengetahuan tentang objek selalu melibatkan dua unsur yakni unsur representasi tetap dan tak terlukiskan serta unsur penapsiran konsep yang menunjukan respon pemikiran. Unsur konsep disebut unsur formal sedang unsur tetap adalah unsur material atau isi (Maurice Mandelbaum). Interaksi antara objek dengan subjek yang menafsirkan, menjadikan pemahaman subjek (manusia) atas objek menjadi jelas, terarah dan sistimatis sehingga dapat membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Pengetahuan tumbuh sejalan  dengan bertambahnya pengalaman, untuk itu diperlukan informasi yang bermakna guna menggali pemikiran untuk menghadapi realitas dunia dimana seorang itu hidup (Harold H Titus).
D.   BERFIKIR DAN PENGETAHUAN
            Berfikir dan pengetahuan merupakan dua hal yang menjadi ciri keutamaan manusia, tanpa pengetahuan manusia akan sulit berfikir dan tanpa berfikir pengetahuan lebih lanjut tidak mungkin dapat dicapai, oleh karena itu nampaknya berfikir dan pengetahuan mempunyai hubungan yang sifatnya siklikal, bila digambarkan nampak sebagai berikut :
 


                                                                                           

                                                                                
                                                                                                                               
                                                                                                                      

Gambar 1.2. Hubungan berfikir dengan pengetahuan

Gerak sirkuler antara berfikir dan pengetahuan akan terus membesar mengingat pengetahuan pada dasarnya bersifat akumulatit, semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang semakin rumit aktivitas berfikir, demikian juga semakin rumit aktivitas berfikir semakin kaya akumulasi pengetahuan. Semakin akumulatif pengetahuan manusia semakin rumit, namun semakin memungkinkan untuk melihat pola umum serta mensistimatisirnya dalam suatu kerangka tertentu, sehingga lahirlah pengetahuan ilmiah (ilmu), disamping itu terdapat pula orang-orang yang tidak hanya puas dengan mengetahui, mereka ini mencoba memikirkan hakekat dan kebenaran yang diketahuinya secara radikal dan mendalam, maka lahirlah pengetahuan filsafat, oleh karena itu berfikir dan pengetahuan dilihat dari ciri prosesnya dapat dibagi ke dalam :
·         Berfikir biasa dan sederhana menghasilkan pengetahuan biasa (pengetahuan eksistensial)
·         Berfikir sistematis faktual tentang objek tertentu menghasilkan pengetahuan ilmiah (ilmu)
·         Berfikir radikal tentang hakekat sesuatu menghasilkan pengetahuan filosofis (filsafat)
Semua jenis berfikir dan pengetahuan tersebut di atas mempunyai poisisi dan manfaatnya masing-masing, perbedaan hanyalah bersifat gradual, sebab semuanya tetap merupakan sifat yang inheren dengan manusia. Sifat inheren berfikir dan berpengetahuan pada manusia telah menjadi pendorong bagi upaya-upaya untuk lebih memahami kaidah-kaidah berfikir benar (logika), dan semua ini makin memerlukan keakhlian, sehingga makin rumit tingkatan berfikir dan pengetahuan makin sedikit yang mempunyai kemampuan tersebut, namun serendah apapun gradasi berpikir dan berpengetahuan yang  dimiliki seseorang tetap saja mereka bisa menggunakan akalnya untuk berfikir untuk memperoleh pengetahuan, terutama dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan, sehingga manusia dapat mempertahankan hidupnya (pengetahuan macam ini disebut pengetahuan eksistensial). Gradasi berfikir dan berpengetahuan sebagai dikemukakan terdahulu dapan dibagankan sebagai berikut :
Isosceles Triangle: Berfikir/Pengetahuan Ilmiah    

                               

 Berfikir/Pengetahuan Biasa 
                                                                                  
                                                 

 

                                                                                                                       
                                                                                                                         
  
Berfikir/
  Pengetahuan
  Filosofis
 





(Common Sense)


Gambar 1.3. Hirarki gradasi berfikir

Berpengetahuan merupakan syarat mutlak bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk itu dalam diri manusia telah terdapat akal yang dapat dipergunakan berfikir untuk lebih mendalami dan memperluas pengetahuan. Paling tidak terdapat dua alasan mengapa manusia memerlukan pengetahuan/ilmu yaitu :
1.      manusia tidak bisa hidup dalam alam yang belum terolah, sementara binatang siap hidup di alam asli dengan berbagai kemampuan bawaannya.
2.      manusia merupakan makhluk yang selalu bertanya baik implisit maupun eksplisit dan kemampuan berfikir serta pengetahuan merupakan sarana untuk menjawabnya.
Dengan demikian berfikir dan pengetahuan bagi manusia merupakan instrumen penting untuk mengatasi berbagai persoalah yang dihadapi dalam hidupnya di dunia, tanpa itu mungkin yang akan terlihat hanya kemusnahan manusia (meski kenyataan menunjukan bahwa dengan berfikir dan pengetahuan manusia lebih mampu membuat kerusakan dan memusnahkan diri sendiri lebih cepat)

makalah psikologi industri


MAKALAH KOMUNIKASI PERUSAHAAN
Tugas Mata Kuliah PSIKOLOGI INDUSTRI
Dosen Pembimbing : Dra.Hj. Siti Hartini
Disusun Oleh :
1.      Supri Widianto                 10144200270
2.      Eko warno                        10144200274
3.      Susilo budi utomo            10144200285
4.      Hervigo Guspawanda P   10144200282
5.      Ibu Surtini                        12144230159
6.      Novi dwi hartati               10144200238
7.      Ratna Dewi                      10144200257


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012
Pandji Anoraga
KOMUNIKASI
A.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata latin “Communication” yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran.
Komunikasi menurut pandji anogara adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang pada orang lain, yang biasanya proses penyampaiannya menggunakan bahasa, walaupun ada juga yang menggunakan isyarat saja.
Komunikasi oleh sebagian orang dianggap sebagai proses pemberitahuan dari satu pihak ke pihak lain, yang dapat berupa rencana-rencana, instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, sarana-sarana dan sebagainya.
Proses komunikasi                                                             
Dalam proses komunikasi terdapat tahap-tahap  di mana suatu gagasan atau pengertian dikirimkan dari sumbernya. Adapun tahap-tahapnya sebagi berikut :
1.      Tahap idiasi
2.      Tahap encoding
3.      Tahap pengiriman
4.      Tahap penerimaan
5.      Tahap decoding
6.      Tahap tindakan
Ruang lingkup komunikasi
Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang yang mengandung arti dari individu yang satu ke individu yang lain atau dari kelompok satu ke kelompok lain.
Komunikasi jarang sekali diadakan tanpa adanya suatu tujuan tertentu. Berikut ini akan di uraikan beberapa jenis komunikasi yang termasuk dalam ruang lingkup komunikasi.
1.    Komunikasi sosial
Merupakan komunikasi yang lebih diarahkan kepada pencapaian suatu suatu integrasi sosial. Ditinjau dari segi ini suatu komunikasi sosial apabila kedua belah pihak yang trlibat dalam proses komunikasi ini menganggap ada manfaat untuk mengadakan kegiatan komunikasi tersebut.
2.    Komunikasi massa
Adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak yang tidak di kenal.
Unsur budaya dalam komunikasi
Unsur budaya merupakan dasar kehidupan sehari-hari, pola dasar dan titik bertolaknya komunikasi.  Lingkungan budaya merupakan subsistem. Suatu ekosistem yang baik yaitu saling mengikuti kebutuhan psikolagi manusia dalam mengekspresikan diri adalah bagaimana ia menerima hubungan antara diri dengan lingkungan manusia dan manusianya.
Komunikasi dalam perusahaan
Komunikasi yang baik setidaknya diperlukan dalam perusahaan tetapi ini merupakan syarat mutlak dalam setiap kegiatan komunikasi. Setiap koordinasi dalam perusahaan memerlukan komunikasi yangefisien.
Komunikasi yang tidak lancar / baik dapat menimbulkan dampak buruk antara lain
·   Timbunya sentimen-sentimen
·   Timbulnya prasangka-prasangka dan ketegangan-ketegangan di kalangan para anggota organisasi
·   Juga dapat menimbulkan konflik-konflik diantara bermacam-macam tingkatan dalam organisasi garis atau piramida
Maka kominikasi yang efektif dan terbuka akan memudahkan penjabaran kebijakan tersebut sekaligus juga membberikan fasilitas kelancaran kerja.  Komunikasi merupan kapasitas individu atau kelompok untuk menyampaikan perasan pikiran dan kehendak kepada individu dan atau kkelompok lain. Didalam teknik berkomunikasi ada beberapa hal yang perlu diperhatkan :
1.    Manfaat komunikasi
a.    Menghubungkan semua unsur interelasi pada semua lapisan sehingga menimbulkan rasa bersatu, setia kawan dan loyalitas bersama.
b.    Meningkatakan rasa tanggung jawab serta menimbulkan rasa keterlibatan dan rasa ikut memiliki atau rasa satu kelompok.
c.    Menimbulkan rasa saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing.
2.    Arus komunikasi
a.    Penyampaian berita atau pengetahuan mengenai komando rencana pelaksanaan, faktor-faktor penunjang tugas pekerjaan dan supervisi.
b.    Mengantarkan informasi mengenai pendapat perasaan atau emosi, kehendak, hasrat , dan aspirasi seluruh anggota.
3.    Kebijakan komunikasi
a.    Hierarki pentingnya komunikasi
b.    Informasi sebagian atau global yang harus disampaikan secara keseluruhan.
c.    Informasi dengan penjelasan sampai mendetail.
d.   Syarat komunikasi yang memungkinkan yaitu dalam suasana bebas gembira tanpa tekenan-tekanan tertentu.
4.     Cara-cara dan persyaratan komunikasi
a.    Menghargai kelebihan-kelebihan orang lain
b.    Memahami, mmemaafkan kelemahan orang lain
c.    Bersedia mendengar pendapat orang lain tanpa penilaian dan mampu ikut merasakan kehidupan orang lain
5.    Bentuk komunikasi
a.    Komunikasi satu arah : berlangsung secara cepat dan efisien dan bersifat “top down”
b.    Kmunikasi dua arah : semua perintah dapat diterima dan didiskusikan teerlebih dahulu.
Kesulitan dan ketidak lancaran komunikasi dapat disebabkan oleh :
1.      Faktor waktu
2.      Faktor ruang bekerja dan belajar yang berbeda
3.      Faktor sistem pembagian kerja dan tugas yang tidak memungkinkan semua anggota kelompok dapat bertemu bersama-sama.
Di era modern ini sukarnya komunikasi dapat di atasi dengan bantuan alat-alat modern seperti :
1.      Telephone
2.      Telex
3.      Radio
4.      Megaphone
5.      Dan lai-lain
Banyak orang yang mengira bahwa apabila suatu perusahaan yang memakai alat komunikasi modern , maka perusahaan itu telah memakai komunikasi yang baik, padahal pendapat tu sama sekali tidak dibenarkan karena untuk melaksanakan komunikasi yang baik perlu adanya jalinan pengertian antara yang menyampaikan komunikasi dengan yang menerima komunikasi.
Hal yang harus diperhatikan ketika membahas mengenai komunikasi, yaitu :
1.    Komunikasi harus mudah dimengerti
Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti, maka pemberi komunikasi harus tahu dengan kepada siapa komunikasi tersebut disampaikan dalam arti tingkat pendidikan, kemampuan menerima komunikasi, dan sebagainya.
2.    Komunikasi harus lengkap
Komunikasi harus lengkap agar tidak menimbulkan keraguan bagi penerima.
3.    Komunikasi harus tepat waktu dan sasaran
4.    Komunikasi butuh saling kepercayaan
5.    Perlu memperhatikan situasi dan kondisi
6.    Perlu menghindari kata-kata yang kurang enak
7.    Pemilihan media komunikasi
8.    Manfaat alat-alat komunikasi mutakhir
9.    Pemakaian kode-kode komunikasi
10.    Macam-macam cara pelaksanaan komunikasi
Komunikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah:
a.    Komunikasi tertulis
Kebaikan : dapat disebar luaskan, diperbanyak dalam waktu singkat, sebagai dokumen tertulis.
Kekurangan : tidak semua hal dapat dikomunikasikan secara tertulis.
b.    Komunikasi lisan
Kebaikan : penjelasan lebih mendetail, menimbulkan partisipasi langsung
Kekurangan : kurang tegas
Hambatan-hambatan dalam melaksanakan komunikasi dalam perusahaan
1.      Hambatan psikologis
Terjadi karena, komunikasi yang disampaikan sering kali keliru dan seringkali pula diralat menyebabkan turunya kewibawaan dan sebagainya.
2.      Hambatan kurangnya motivasi
Kemampuan perusahaan untuk memotivasi orang-orangnya merupakan kunci untuk mampu atau tidaknya orang-orangnya melaksanakan rencana, instruksi-instruksi, saran-saran yang dikomunikasikan.
3.      Hambatan karena adanya perantara suatu omunikasi
Keuntungan-keuntungan komunikasi yang baik
1.      Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin
Dengan komunikasi yang baik maka apa yang kita komunikasikan akan dapat dimengerti, ini semua dapat mengakibatkan kelancaran tugas.
2.      Biaya-biaya dapat kita tekan
3.      Dapat meningkatkan partisipasi
4.      Pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik





A.  KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Komunikasi dalam manajemen ada 2, yaitu :
1.    Komunikasi internal
Yaitu komunikasi antara manajer dengan komunikasi yang berada dalam organisasi, yakni para pegawai dan berlangsung secara timbal balik.
Komunikasi internal ada 3, yaitu :
a.    Komunikasi verbal
b.    Komunikasi horisontal
c.    Komunikasi diagonal atau komunikasi silang
2.    Komunikasi Eksternal
Yaitu komunikasi antara manajer dengan pejabat lain yang mewakili diluar organisasi.komunikasi eksternal ada 2, yaitu
a.    Komunikasi dari organisasi ke khalayak
b.    Komunikasi dari khalayak ke organisasi

B.  Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi
1.    Hambatan teknis
Disebabkan karena adanya keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi atau karena adanya kekacauan dari prosedur yang ada.
2.    Hambatan semantik
Disebabkan karena adanya kesalahan penyampaian dalam kata-kata yang disampaikan oleh komunikator
3.    Hambatan manusiawi
Hambatan yang berasal dari manusiannya itu sendiri, disebabkan adanya perbedaan persepsi.

C.  Hubungan komunikasi dengan perilaku Organisasional
Hubungan antara komunikasi dengan perilaku organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus pada manusia-manusiannya.

Organisasi merupakan suatu unsur yang dapat melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi diantara bagian yang satu dengan yang lain dapat berjalan secara harmonis dan pasti.
A.  Pengaruh organisasi terhadap perilaku organisasional
Interaksi yang harmonis antara karyawan suatu organisasi dapat mengakibatkan situasi yang baik sehingga tujuan yang di harapkan akan tercapai dengan mudah.
Peranan-peranan manajer dalam organisasi
1.    Peranan formal
Wewenang yang formal dari seorang manajer secara langsung akan menimbulkan tiga peranan yang meliputi hubungan antar personil yang mendasar, peranan itu adalah :
a.    Peranan tokoh
b.    Peranan pemimpin
c.    Peranan penghubung
2.    Peranan informasional
3.    Peranan memutuskan
B.  Dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi
1.    Dimensi internal
Merupakan pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu organisasi lengkap dengan struktur yang khas. Dimensi komunikasi internal terdiri dari :
a.    Dimensi vertikal
b.    Dimensi horisontal
c.    Dimensi diagonal
2.    Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pemimpin organisasi dengan khalayak diluar organisasi.
Komunikasi yang baik harus :
a.    Mudah dimengerti
b.    Harus lengkap
c.    Tepat waktu dan tepat sasaran
d.   Komunikasi perlu landasan saling kepercayaan
e.    Komunikasi perlu memperhatikan situasi dan kondidi
f.     Komunikasi perlu menghindarkan kata-kata yang kurang enak
g.    Persesuaian dalam komunikasi
h.    Pemilihan media komunikasi
i.      Komunikasi terhadap pihak luar tidak boleh diabaikan.
C.  Kominikasi dialogis
Salah satu cara yang efektif agar proses komunikasi dalam organisasi dapat berlangsung lebih lancar adalah dengan komunikasi dialogis (komunikasi dua arah). Komunikasi dialogis sangat bermanfaat bagi bawahan , terbukanya kesempatan untuk sumbang saran akan memberikan kepuasan tesendiri pada bawahan.
1.    Hambatan-hambatan dari pihak atasan dalam komunikasi dialogis
a.    Kurangnya kesediaan atasan untuk mendengarkan.
b.    Segan terlibat urusan pribadi
c.    Prasangka
d.   Sikap bertahan
e.    Kurangnya waktu
2.    Hambatan-hambatan dari pihak bawahan dalam komunikasi dialogis
a.    Keterbatasan pengetahuan
b.    Prasangka emosional
c.    Perbedaan wewenang.
Prabu Mangkunegoro
1.      Pengertian Komunikasi
Keith Davis (1985:458) mengemukakan : komunikasi adalah pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain.
Edwin B. Flippo (1976:448) berpendapat bahwa komunikasi adalah aktifitas yang menyebabkan orang lain menginterpretasikan suatu ide, terutama yang dimaksudkan oleh pembicara atau penulis.
Andrew F. Sikula (1981:94) mendefinisikan komunikasi adalah prroses pemindahan informasi, pengertian, dan pemahaman dari seseorang, suatu tempat, atau sesuatu kepada sesuatu, tempat, atau orang lain.
Jadi, komunikasi adalah pemindahan suatu informasi, ide, pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan agar orang lain tersebut dapat menginterpretasikannya sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan.

2.      Proses komunikasi
Ada tiga model proses komunikasi  yaitu :
a)      Model proses komunikasi menurut Keith Davis
Proses komunikasi merupakan suatu metode yang pengirim pesannya (sender) dapat menyampaikan pesannya kepada penerima (receiver).
·         Tahap 1, meruapakan tahap pengembangan ide
·         Tahap 2, tahap encode (enkode)
·         Tahap 3, tahap transmit ( transmisi)
·         Tahap 4, tahap receive (penerimaan)
·         Tahap 5, tahap decode (dekode)
·         Tahap 6, tahap use (penggunaan pesan)
·         Komunikasi tersebut efektif bila receiver  dapat menerima pesan dengan baik, mengerti, menyetujuinya, menggunakannya, dan adanya umpan balik (feedback ) terhadap pesan yang diterima dari sender.

b)      Model proses komunikasi menurut Andrew F. Sikula
Proses komunikasi sangat baik dijelaskan dalam bentuk suatu model yang menggambarkan serangkaian tahapannya.
·         Source, ( sumber )
·         Enconding, (pemrosesan pesan)
·         Transmission, (pengiriman pesan)
·         Medium, (media)
·         Reception, (penginterprestasian)
·         Decoding, (pesan dimengerti)
·         Action, (tindakan nyata)
·         Feedback loops, (umpan balik)

c)      Model proses komunikasi menurut George S.Odiorne
Komunikasi termasuk semua perilaku yang dihasilkan dari saling bertukar pengertian.Hal tersebut termasuk segala sesuatu yang dilakukan dalam menyampaikan maksud atau ide-ide kepada orang lain.
·         Sender, (pengirim)
·         Message, (pesan)
·         Code, (kode)
·         Encode, (enkode)
·         Transmit, (pengiriman)
·         Decode, (pesan dimengerti)
·         Receiver, (pengiriman)
·         Feedback, (umpan balik)

3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
Faktor sender antara lain :
a)      Keterampilan sender
b)      Sikap sender
c)      Pengetahuan sender
d)     Media saluran yang digunakan oleh sender
Faktor receiver antara lain :
a)      Keterampilan receiver
b)      Sikap receiver
c)      Pengetahuan receiver
d)     Media saluran komunikasi

4.      Rintangan-rintangan dalam berkomunikasi
Ada tiga tipe rintangan yaitu :
a)      Rintangan pribadi
b)      Rintangan fisik
c)      Rintangan bahasa

5.      Saluran komunikasi
Dua arah saluran komunikasi seperti dikemukakan oleh Edwin B. Flippo yaitu :
a)      Saluran komunikasi pegawai bawahan terhadap atasan, yaitu :
·         Kontak secara tatap muka
·         Pertemuan kelompok pengawasan
·         Pertemuan dengan pimpinan (top management) secara periodic
·         Program “speak up”, pegawai diberikan nomor telepon untuk memanggil
·         Kotak keluhan tanpa nama
·         Pertemuan pegawai dengan pemegang saham setiap tahun
·         Menggunakan prosedur pengaduan
·         Kuesioner mengenai moral
·         Wawancara
·         Kebijakan secara terbuka
·         Perserikatan buruh atau PBSI
·          The Grapevine / komunikasi informal
·         Ombudsmen and ombudswoman (seorang pejabat atau badan yang bertugas menyelidiki berbagai keluhan masyarakat)
·         Program penyuluhan pegawai

b)      Saluran komunikasi yang digunakan atasan kepada bawahan, yaitu :
·         Perintah berantai
·         Bulletin dinding dan poster
·         Majalah perusahaan
·         Surat kepada pegawai
·         Buku pedoman pegawai
·         Rak informasi
·         System pengeras suara
·         Pay insert / membayar masukan
·         The grapevine / komunikasi informal
·         Laporan tahunan
·         Pertemuan kelompok
·         Perserikatan buruh atau PBSI

6.      Bentuk jendela komunikasi Johari
Dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham.Merupakan jendela komunikasi tempat kita memberi dan menerima informasi diri kita sendiri dan orang lain.


Kesimpulan

Persamaan :
1.      Pembahasan pengertian komunikasi :
Ø  Pada Prabu mangunegoro, komunikasi diartikan sebagai pemindahan suatu informasi, ide, pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan agar orang lain tersebut dapat meng intrepretasikan sesuai tujuan yang dimaksudkan.
Ø   Pada Panji Anoraga, komunikasi biasa diartikan proses penyampaian fikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan bahasa berupa rencana, instruksi, petunjuk, sarana, dan sebagainya.
2.   Tahapan Komunikasi
Ø  Menurutkelompok kami dari kedua sumber memiliki tahapan komunikasi yang sama yaitu
1)      Tahap idiasi yaitu pengembangan ide/ penciptaan gagasan
2)      Tahap encoding yaitu pemrosesan kata-kata/ symbol yang disampaikan oleh sender
3)      Tahap pengiriman yaitu pemngiriman kata-kata
4)      Tahap penerimaan yaitu tahap penerimaan oleh resaiver
5)      Tahap decoding yaitu pesan di interpretasikan 
6)      Tahap tindakan yaitu tahap akhir komunikasi


Perbedaann                
1.   Dalam teori Prabu Mangkunegara
      a.   Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi :
Ø  Keterampilan pengirim dan penerima
Ø  Sikap pengirim dan penerima
Ø  Pengetahuan pengirim dan peenerima
Ø  Media saluran komunikasi yang digunakan oleh pengirim dan penerima.
      b.   Rintangan-trintangan dalam komunikasi
Ø  Rintangan pribadi
Ø  Rintangan fisik
Ø  Rintangan bahasa
      c.   Saluran komunikasi
Ø  Saluran komunikasi yang dilakukan pegawai bawahan kepada atasan
Ø  Saluran komunikasi yang dilakukan atasan kepada pegawai bawahan
2.   Dalam teori Pandji Anoraga
      a.   Ruang lingkup komunikasi terdiri dari
Ø  Komunikasi sosial
Ø  Komunikasi massa
      b.   Komunikasi dalam perusahaan
pada teori panjdi anoraga lebih menjelaskan secara mendetail tentang komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan tersebut.