Kamis, 24 Februari 2022

Personal Boundaris

Happy- Kita pasti pernah atau mungkin seringkali dihadapkan pada situasi atau kondisi yang bertentangan dengan diri kita, bertentangan dengan nurani kita. tetapi tidak mudah untuk kita mengungkapkannya, apalagi kalo berkaitan dengan orang-orang terdekat kita, seperti keluarga, saudara atau teman dekat. Buah dari ketidak mampuan kita itu tentu akan merugikan diri kita, menjadi tidak nyaman dan merasa risih dengan keadaan tersebut.
Padahal Kenyataan yang sebenarnya adalah Setiap Individu memiliki hak untuk membuat batasan diri kita sendiri. Batasan ini bisa diartikan sebagai privasi, ruang, atau jarak antara kamu dan mereka. Perlu kita pahami bersama, bahwasannya tidak ada  yang bisa memahami dirimu sebaik diri sendiri. Tubuh dan pikiranmu selalu bersama kamu sepanjang hidupmu. Kami berhak untuk menolak jika ada seseorang yang terlalu mencampuri urusanmu, bahkan kamu berhak untuk menolak seseorang yang ingin membantumu.
Contoh, kamu berhak untuk meminta teman agar meminta ijin dulu sebelum meminjam buku. Atau kamu berhak untuk meminta temanmu, untuk tidak bercanda menggunakan nama orang tua. Keberanian inilah yang disebut dengan Personal Boundaries
Pengertian Personal Boundaris
Personal Boundaris (Batasan pribadi) adalah batasan dan aturan yang kita tetapkan untuk diri kita sendiri dalam HUBUNGAN. SEBUAH orang dengan batasan yang sehat dapat mengatakan "tidak" kepada orang lain ketika mereka mau, tetapi mereka juga nyaman membuka diri untuk keintiman dan hubungan dekat. 
Seseorang yang selalu menjaga jarak (baik secara emosional, fisik, atau) sebaliknya) dikatakan memiliki batas-batas yang kaku. Atau, seseorang yang cenderung terbuka dengan orang lain memiliki batas-batas yang lemah.

Batasan Pribadi bagi kita, merupakan hal yang sangat penting, namun dalam pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari hal itu bukan merupakan suatu hal yang mudah. terkadang kita merasa tidak enak hari, takut dijauhi teman, dianggap sombong dan pemikiran-pemikiran negatif lainnya.

Pengalaman hidup yang kita dapatkan dari sejak kecil, banyak mengajarkan untuk membuat orang lain nyaman atau bahagia. Kita berharap orang lain bahagia dengan apa yang kita lakukan, tanpa mempedulikan apakah kita nyaman, senang atau bahagia dalam situasi tersebut. Ibarat kata apapun akan saya lakukan “Asalkan Anda Senang”.

Tidak hanya itu, apabila kita tidak memiliki batasan diri kita akan mudah menyerah dan cenderung mendengarkan omongan orang lain yang dapat membuat kita stuck dalam mengambil langkah kedepannya, terutama dalam lingkungan sosial. Kita akan mudah terpengaruh dengan memaksakan diri kita untuk melakukan hal yang seharusnya tidak kita lakukan. Membantu orang lain memang wujud dari adanya perilaku baik, namun kita selaku penolong juga harus pintar dalam memilih bantuan dan melihat dampak apa yang terjadi ketika kita melakukannya. Kita perlu mengingat bahwa kebahagian orang lain bukan tanggung jawab kita. (http://jurnalphona.com/blog/2021/08/07/personal-boundaries/)

Dari hal diatas, tentu tidaklah heran ketika kita tidak mampu untuk menentukan batasan diri terhadap orang lain. Bahkan mungkin kita masih bertanya-tanya “apasih batasan saya?”. Tentu hal itu bukan merupakan hal yang positif untuk diri kita.

Banyak Penelitian telah menemukan Fakta bahwa pelanggaran ruang pribadi dapat menyebabkan ketidaknyamanan, dan pengalaman pribadi memberi tahu sebagian besar dari kita bahwa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh pelanggaran batas dapat menyebabkan kecemasan dan kejatuhan dalam hubungan kita-baik pribadi maupun profesional. 

Bukan berarti dengan menerapkan personal boundaries dalam diri kita akan menjadikan kita seseorang yang tidak percaya terhadap orang lain, justru kita akan menjadi tahu mana yang benar-benar mendukung kita dan mana yang akan menjatuhkan kita. Kita dapat melihat hal tersebut saat mengetahui respon dari lawan bicara kita, ketika orang tersebut memahami diri kita maka mereka akan menerima kita, menerima diri kita seutuhnya dengan keyakinan dan batasan yang sudah kita miliki.

Bagaimana cara membentuk Personal boundaris dalam diri kita?


Tanyakan Pada dirimu

Langkah Pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan Bertanya pada diri sendiri.apa hal yang menurut kita positif atau hal yang menurut kita negatif, dengan demikian maka kita mampu membedakan mana yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat untuk diri kita. Contoh : ketika kita diajak teman untuk keluar pada malam hari, kita mampu untuk menolak dengan alasan hal itu akan mengganggu kesehatan kita. Dengan begitu, tentu kita akan merasa nyaman dalam menjalani kehidupan kita.

Tegas

Langkah yang kedua adalah TEGAS, Sikap tegas ini sangat dibutuhkan untuk terbentuknya personal boundaries dalam diri, dengan memiliki sikap tegas kita tidak mudah untuk terpengaruh ketika menjalankan sesuatu yang kita suka. Ibarat kata kita menjalani kehidupan atau aktivitas dengan perasaan senang dan bahagia. Contoh : kita menolak dengan tegas, ketika ada teman yang mengajak untuk membolos sekolah, karena akan merugikan dirinya sendiri. Dengan bersikap tegas dan komitmen yang penuh, maka kita tidak akan terpengaruh oleh ajakan dari orang lain.

Just Do It 

Yang terakhir adalah Just Do It, Lakukan apa yang menurut kita baik dan jangan terlalu berfikir respon dari orang lain. Kesuksesan adalah milik kita, kita bisa sukses karena kerja keras yang kita lakukan, Lakukan apa hal yang menurut kita baik, benar dan tidak merugikan orang lain. Terkadang kita berusaha melakukan hal baik, tetapi respon yang diberikan orang lain kurang baik. Ketika kita tidak memiliki keyakinan yang kuat maka apa yang akan terjadi?, pasti kita akan berhenti dan menerima penilaian dari orang lain. Mungkin akan terdengar seperti memiliki sifat egois, namun pada kenyataannya mempunyai personal boundaries merupakan satu langkah mengenal diri sendiri. Karna kita mengetahui bahwa diri kita sendiri yang akan mencapai goal hidup, orang lain hanya berperan sebagai lawan bicara dan pendukung dalam proses ketika kita ingin mencapai keinginan kita. Kita tetap merespon dan mendengarkan saran dari orang lain, tetapi lebih pandai memilah mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri kita, ketika kita memiliki personal boundaries.

0 komentar:

Posting Komentar