Sabtu, 15 November 2014

BAB I



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia IV salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang dijabarkan dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 131 ayat 1, tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, ayat 2 pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang serta dijabarkan di dalam ketetapan MPR RI No. II/MPR/1993 tentang garis-garis besar hukum negara yang menjelaskan tujuan pendidikan nasional, yang pelaksanaannya diatur dengan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, peran sekolah sangat penting. Sekolah bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar mampu menyesuaikan diri dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi penuh tekanan. Sesuai dengan pengertiannya, maka tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat individu hidup.
Pemahaman yang kurang mengenai layanan bimbingan sosial menyebabkan individu tidak mampu untuk menyesuaikan diri dengan baik. (Hibana S Rahman, 2003 : 41). Bimbingan sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan siswa dalam menangani masalah-masalah yang ada pada dirinya dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pertahanan diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan sosial yang tepat. Bimbingan sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan siswa dalam menangani masalah-masalah yang ada pada dirinya dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pertahanan diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan sosial yang tepat.
Semua makhluk hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, agar dapat bertahan hidup. Namun pada kenyataannya, banyak individu yang gagal dalam penyesuaian diri karena individu belum tentu tahu apa yang dinamakan dengan proses penyesuaian diri, selain itu individu tidak memiliki konsep penyesuaian diri dan tidak melakukan penyesuaian diri dengan baik. Wakitri, dkk (2012:44), menjelaskan bahwa dalam proses penyesuaian diri terjadi suatu interaksi antara dorongan dalam diri individu dengan tuntutan lingkungan sosial yang dapat berkecenderungan positif maupun negatif. Kecenderungan dikatakan positif yaitu ketika individu mampu menyesuaikan diri dengan baik, sedangkan yang dimaksud dengan kecenderungan negatif yaitu ketidak mampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut, bahwa yang dimaksud dengan kecenderungan positif yaitu adanya kecocokan antara dorongan pemenuhan kebutuhan individu dengan tuntutan lingkungan yang berupa aturan, adat atau norma dalam masyarakat, sehingga individu dapat meyesuaikan diri dengan baik (well-adjusted). Sedangkan kecenderungan negatif berarti tidak adanya kecocokan antara pemenuhan kebutuhan individu dengan tuntutan lingkungan yang mengakibatkan individu melakukan penyesuaian diri yang salah, sehingga terjadi perilaku yang salah suai  (mal-adjusted).
 Melalui komunikasi maka akan terjadi pertukaran informasi yang akan memudahkan individu dalam menyesuaikan diri atau menyelaraskan dalam lingkungan. Menurut Everett M. Rogers ( Suranto Aw, 2010:3)   Kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan individu dalam menyampaikan suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mengubah perilakunya. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi akan sangat membantu dalam melakukan interaksi ataupun hubungan sosial dengan orang lain. Kemampuan individu dalam berkomunikasi diengaruhi oleh keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama terbentuknya komunikasi pada anak. Karena keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama untuk anak dapat berinteraksi.
Berdasarkan uraian di atas menarik keinginan peneliti untuk mengadakan penelitian tentang “ Korelasi antara layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ”.

B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka akan dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.    Peran sekolah dalam mensukseskan pelaksanaan pendidikan nasional
2.    Kurangnya pemahaman mengenai layanan bimbingan sosial menyebabkan individu tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik
3.    Ketidakmampuan individu dalam menyesuaikan diri dapat berakibat fatal
4.    Komunikasi merupakan aspek penting dalam hubungan sosial.

C.      Pembataan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari kesalahpahaman penafsiran yang menyimpang tentang masalah dalam penelitian ini maka diadakan pembatasan masalah.
Bedasarkan atas berbagai pertimbangan dari peneliti yang berupa keterbatasan kemampuan baik materi maupun pengetahuan yang dimiliki, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada “ Korelasi antara layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014”.

D.      Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
1.    Apakah ada korelasi layanan bimbingan sosial dengan kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ?
2.    Apakah ada korelasi kemampuan berkomunikasi  dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ?
3.    Apakah ada korelasi layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ?




E.       Tujuan Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan tujuan yaitu :
1.         Untuk mengetahui korelasi layanan bimbingan sosial dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ?
2.         Untuk mengetahui korelasi kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ?
3.         Untuk mengetahui korelasi layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ?

F.       Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian terhadap layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa, manfaat yang diharapkan peneliti adalah :
1.    Manfaat Teoritis
           Penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah keilmuwan khususnya pada bidang bimbingan dan konseling mengenai korelasi antara layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri siswa.


2.  Manfaat Praktis
a.       Bagi peneliti
Menambah pengalaman peneliti dalam meneliti tentang korelasi antara layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
b.      Bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pemberian tentang layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.


SKRIPSI

KORELASI ANTARA LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DENGAN PENYESUAIAN
DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SENTOLO
KULON PROGO YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI




Oleh :
SUPRI WIDYANTO
10144200270



PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2014

Selasa, 20 Mei 2014

satlan etika bergaul



SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A.        Judul Materi                         : Etika bergaul                               
B.         Bidang Bimbingan              :  Bimbingan sosial
C.         Fungsi Layanan                   :  Pemahaman
D.        Komponen Program
dan Jenis Layanan              :  Layanan Penguasaan konten ( pelayanan dasar )
E.         Aspek Perkembangan     : kesadaran tanggung jawab sosial
F.         Rumusan Kompetensi     : Berinteraksi dengan orang lain atas dasar nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup.
G.        Tujuan Layanan                  :  siswa memperoleh pemahamn mengenai etika pergaulan
H.        Sasaran Layanan                 :  Siswa kelas VIII
I.           Uraian Kegiatan                  :
1.    Strategi Layanan           : Klasikal
2.    Metode                           : ceramah, Tanya jawab,
3.    Materi layanan              : Terlampir
4.    Skenario kegiatan / Diskripsi Proses
TAHAP
KEGIATAN
ESTIMASI WAKTU
Pendahuluan
a. Guru Pembimbing membuka kegiatan layanan bimbingan klasikal dengan mengucapkan salam.
b. Guru Pembimbing mengecek / mengabsen kehadiran siswa.
c. Guru Pembimbing mengkondisikan kelas agar tenang.
5 menit
Kegiatan Inti
Menyampaikan materi tentang etika bergaul
25 menit

Penutup
a. Siswa bersama Guru Pembimbing mengadakan tanya jawab.
b. Siswa bersama Guru Pembimbing menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
c. Guru Pembimbing menutup kegiatan layanan dengan mengucapkan salam.
10 menit

J.        Tempat Layanan                 :  Ruang kelas
K.       Waktu                                    :  1 x 40 Menit
L.       Hari / Tanggal                       :  ..................................
M.    Pelaksana                              :  Supri Widyanto
N.     Pihak yang Berperan        :  Guru BK
O.     Biaya                                       :  -
P.      Alat dan Perlengkapan    : Laptop, materi etika bergaul
Q.     Rencana Penilaian             : Laiseg, Laijapen, Penilaian Proses.
R.      Rencana Tindak Lanjut     :  Memberikan layanan konsultasi kepada individu baik secara perorangan maupun kelompok, bagi siswa yang memerlukan.
S.       Rencana Evaluasi                :
·           Evaluasi Proses
1.       Dalam proses pemberian layanan siswa menunjukkan antusias dan banyak bertanya tentang etika bergaul.
2.       Siswa memahami layanan yang disampaikan oleh Guru Pembimbing.
3.       Menanyakan kembali kepada siswa diakhir sesi
·           Evaluasi Hasil
Mendata siswa yang sudah mampu menerapkan etika bergaul melalui pengamatan siswa dalam kehodupan sehari-hari

T.       Catatan Khusus                   :-.
U.     Referensi                              :  ldkizzis.blogspot.com/2010/02/etika-bergaul.html

.

                                                                                                                                                Sentolo, ....................  
         Guru Pembimbing                                                                                                           Praktikan


        Rini  Siswanti, S.Pd.                                                                                                    Supri Widyanto
NIP. 19730414 199802 2 003                                                                                       NPM. 10144200270





MATERI
APA PENGERTIAN ETIKA PERGAULAN?

Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan sosialnya, bisa bersifat luas yakni pergaulan dengan banyak orang atau sering bergaul dengan orang lain.Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial, kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.
Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
Dunia bergaul identic dengan dunia remaja pada umumnya. Sering kita dengar istilah “kuper” atau kurang pergaulan. Remaja dianggap kuper apabila remaja tersebut kurang bahkan kemungkinan sekali tidak pernah bergaul setidaknya dengan teman-teman sebaya, di sekolah maupun dei luar sekolah sehingga menjadi bahan tertawaan karena ketinggalan berita.
Dalam bergaul, kita juga sebaiknya pandai menempatkan diri dan dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua dan yang lebih muda. Orang yang lebih tua atau yang dituakan harus kita hormati, yang sebaya harus dihargai dan yang lebih muda harus kita sayangi.
Dalam etika pergaulan antar manusia perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.   Siapa yang dihadapi (teman, guru, orang tua)
2.   Dimana pergaulan itu berlangsung
3.   Bagaimana cara bersikap
B.  BAGAIMANA BERSIKAP DALAM PERGAULAN?
Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan, seseorang perlu bersikap antara lain:
1.   Perhatian terhadap orang lain.
2.   Menghormati orang yang lebih tua atau yang dituakan, teman sebaya harus dihargai dan yang lebih muda harus kita sayangi.
3.   Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu ruangan.
4.   Memberi salam jika berjumpa seseorang.
5.   Mohom maaf jika melakukan kesalahan.
6.   Melakukan perintah dengan wajah cerah.
7.   Dapat menempatkan diri.
8.   Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan.
9.   Rendah hati dan tidak ingin menang sendiri.
10.    Siap memberi bantuan sesuai dengan batas kemampuan.
11.    Mengucapkan terima kasih jika menerima bantuan dari orang lain.
12.    Tidak membeda-bedakan sesama dalam pergaulan.

C.  APA JENIS-JENIS PERGAULAN?
Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor umur, pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan sebagainya.
1.   Faktor umur
Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia anak-anak berbeda dengan usia remasa, usia dewasa, usia orang tua, usia lanjut dan sebaginya. Dapat dikatakan baik, apabila bentuk pergaulan itu dilakukan oleh dan untuk umur sebaya.
2.   Faktor pekerjaan
Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan. Perilaku pergaulan antara orang-orang kantor akan berbeda dengan orang-orang di lapangan, pekerja pabrik, pekerja bangunan, pekerja di terminal dan sebagainya.
3.   Faktor keterikatan
Faktor keterikatan, misalnya pelaksana  organisasi sosial, organisasi partai politik, peserta didik tentu cara bergaulnya juga akan berbeda.
4.   Faktor lingkungan
Pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam pendidikan, kegiatan, status sosialnya sangat berbeda-beda, dan heterogen memerlukan penyesuaian yang sangat ekstra hati-hati.
D. APA DAMPAK DARI PERGAULAN?
Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan sosialnya. Melalui pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1.   Lebih mengenal nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku sehingga mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
2.   Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai.
3.   Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu meningkatkan rasa percaya diri.
4.   Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani.
Memilih pergaulan yang tepat memang tidaklah mudah, sebab kadangkala pergaulan yang negatif justru lebih menyenangkan sehingga mudah terlena dan sulit menyadari bahwa apa yang dilakukan menyimpang.
Beberapa dampak negatif yang terbentuk akibat pergaulan yang salah antara lain:        
1.   Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas serta menyukai hal-hal yang melanggar norma sosial.
2.   Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misal: kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kriminal dan sebagainya.
3.   Dijauhi masyarakat sekitar akibat dari pola perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
4.   Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif yang terlanjur mencemari diri individu antara lain:
1.   Membangkitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang telah ia lakukan adalah menyimpang.
2.   Memutuskan rantai yang menghubungkan antara individu dengan lingkungan yang menyebab ia berperilaku menyimpang.
3.   Melakukan pengawasan sebagai control secara terus menerus agar terhindar dari perilaku yang menyimpang.
4.   Melakukan kegiatan konseling atau pemberian nasehat secara persuasif, sehingga anak tidak merasa bahwa ia di bawah proses pembimbingan.

E.  APA UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN POLA PERGAULAN YANG SEHAT?
Salah satu upaya untuk mewujudkan pola pergaulan yang sehat dan bermanfaat adalah dengan berpegang pada prinsip sebagai berikut.
1.   Jadilah Humas untuk Diri Sendiri
Langkah ini penting agar orang lain mengenal, mengetahui kemampuan dan prestasi anda. Sebarkan informasi ini saat anda bertemu relasi baru tetapi buanglah jauh-jauh sikap menyombongkan diri.
2.   Bidik Sasaran yang Tepat
Saat butuh sesuatu anda haru tahu kemana mencari batuan. Pikirkan tujuan yang ingin anda capai. Setelah itu buka daftar jaringan anda. Pilihlah relasi yang tepat yang bisa memberi hasil cepat. Mengorek informasi juga butuh kesabaran. Jika relasi tidak memberi solusi instan, anda haruss sedikit sabar. Tunggu samapi kapan ia menghubungi anda.
3.   Berbagi Hal yang Menyenangkan
Buatlah rekan anda merasa senang dan merasa nyaman bekerja atau berhubungan dengan anda.
4.   Bersosialisasi
Jangan terlalu banyak tenggelam ke belakang meja kerja. Sesekali hirup udara segar di luar sana. Temui orang-orang yang mempunyai potensi tinggi untuk memajukan karir anda.
5.   Biarkan Mereka Bicara
Jadilah pendengar yang baik. Waktu berbicara perhatikan isi pembicaraannya, dengarkan dengan sabar, jangan sampai terlihat anda sedang ‘menunggu giliran’ untuk berbicara. Biarkan ada sedikit jeda untuk menanggapi lawan bicara. Makin banyak anda bisa membuat relasi bicara, makin banyak informasi yang anda dapatkan.
6.   Buang Sikap Angkuh
Jangan pernah memandang rendah atau sebelah mata terhadap orang yang berposisi lebih rendah dari pada anda.
7.   Buat Mereka Merasa Penting
Buat relasi anda menjadi orang penting dengan mengingat beberapa detail pribadi.
8.   Bergabunglah dalam Berbagai Kegiatan
Banyak perkumpulan, organisasi atau klub professional yang didirikan dengan tujuan untuk membangun jaringan. Cobalah bergabung di salah satu perkumpulan yang paling sesuai dengan anda. Ini merupakan cara efektif untuk bertemu, berkenalan dan melakukan kontak dengan orang-orang yang bisa membantu perkembangan karir anda.