MAKALAH
INTERAKSI
SOSIAL DAN PENGARUH TERHADAP PENYESUAIAN DIRI
Tugas
Mata Kuliah Psikologi Umum
Dosen
Pembimbing : Dra.Farida Salim Sungkar
Disusun
Oleh :
Nama : Supri Widyanto
NIM : 10144200270
Kelas : A1
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alaamiin
dengan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, penguasa langit dan
bumi beserta isinya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga
penulis diberikan kesehatan, kekuatan, serta petunjuk untuk menyelesaikan Makalah
Interaksi Sosial dan Pengaruh Terhadap Penyesuaian Diri. Sholawat dan salam
penulis semoga tercurah kepada uswatun khasanah kita Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga, sahabat, dan insyaAllah kepada kita semua selaku ummat beliau hingga
akhir zaman.
Penulis tidak dapat menyusun laporan
praktikum ini dengan baik dan benar tanpa bantuan dan bimbingan dari semua
pihak, penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Dra. Hj. Nur Wahyumiani, MA, selaku
Dekan FKIP Universitas PGRI Yogyakarta.
2.
Bapak Drs. Sarjiman, selaku kepala
Program Studi Bimbingan dan Konseling.
3.
Bapak Dra.Farida Salim Sungkar, selaku
dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Umum yang telah meluangkan waktu,
pikiran, dan perhatiannya sehingga penulis dapat melakukan praktikum dan
menyusun laporan praktikum.
4.
Semua pihak yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu, dan teman - teman mahasiswa kelompok praktikum, sekali
lagi terima kasih atas bantuan serta kerja samanya.
Akhirnya
penulis hanya dapat mengharapkan, semoga ketulusan dan keikhlasan dalam
memberikan dukungan dan semangat bagi penulis sampai kepada terselesaikannya Makalah
Psikologi Umum ini.Banyak salah mohon
maaf dan semoga Allah swt melimpahkan rahmat, hidayah, dan innayahNya kepada
kita semua.Aamiin ya Rabbal’alaamiin.Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 04 Desember 2013
( Supri Widyanto )
.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................ i
KATA
PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ....................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................... 2
C.
Tujuan Pembahasan ................................................................ 2
D.
Manfaat Pembahasan ............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Interaksi Sosial .................................................... 3
B.
Ciri-ciri Interaksi Sosial ......................................................... 4
C.
Syarat
Terjadinya Interaksi Sosial.......................................... 4
D.
Bentuk-bentuk
Interaksi Sosial............................................... 5
E.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Interaksi.......................... 7
F.
Penyesuaian
Diri..................................................................... 8
G.
Pengaruh
Interaksi Terhadap Penyesuaian Diri.................... 12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ......................................................................... 13
B.
Saran
................................................................................ .. 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari
satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll.
Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan
kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi
Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer
dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun
tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui
perantara. Faktor yang mendasari
terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi,
indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari
oleh faktor meniru orang lain.
Setiap masyarakat manusia selama hidup
pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang
tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang
pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang
lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat
ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan
masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku
organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi
sosial dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Pembahasan
kami akan merujuk pada masalah masalah sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian interaksi sosial?
2.
Apakah ciri-ciri interaksi sosial?
3.
Apakah syarat terjadinya suatu interaksi
sosial?
4.
Faktor yang Mempengaruhi interaksi
sosial
5.
penyesuaian diri
6.
pengaruh iteraksi terhadap penyesuaian
diri ?
C. Tujuan Pembahasan
1.
Untuk dapat mengetahui arti dari Interaksi Sosial
2.
Agar mendapat pengetahuan tentang penyesuaian diri
3. Agar dapat mengetahui
pengaruh interaksi sosial terhadap penyesuaian diri.
D. Manfaan Pembahasan
1.
Memberikan suatu pemahaman mengenai interaksi sosial
di dalam masyarakat.
2.
Memberikan suatu pemahaman mengenai pengaruh i
interaksi sosial terhadap penyesuaian diri.
3.
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah psikologi Umum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Interaksi Sosial
Interaksi Sosial adalah suatu proses
hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara
indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan
dengan kelompok dalam kehidupan social.
Dalam kamus Bahasa Indonesia
Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi , berhubungan atau
saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan timbale balik
(social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu,
antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Menurut Astrid.S.Susanto, Interaksi
sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada
akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat
ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh
pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.
Menurut Bonner, Interaksi sosial adalah
suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
Kimball Ypung & Raymond W. Mack, Interaksi
sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar
individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan
kelompok lainnya.
Murdiyatmoko & Handayani, Interaksi
sosial adalh hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh
mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial.
Jadi, Interaksi sosial dapat diartikan
sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud
dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara
kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan
individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai
sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang
menggunakannya.
B. Ciri-ciri Interaksi Sosial
Proses
interaksi sosial dalam masyarakat memiliki ciri sebagai berikut :
1.
Adanya dua orang pelaku atau lebih
2.
Adanya hubungan timbale balik antar
pelaku
3.
Diawali dengan adanya kontak sosial,
baik secara langsung.
4.
Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas
C. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut
Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua
syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
1.
Kontak Sosial
Kata
“kontak” (Inggris: “contact’) berasal dari bahasa Latin con atau cum yang
artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti
bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu
terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan
kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui
telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak
menjadi syarat utama terjadinya kontak.
2.
Komunikasi
Komunikasi
merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi
yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan
fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Misalnya, seorang
gadis dikirimi sekotak cokelat tanpa nama pengirim. Gadis itu menerimanya
dengan suka cita. Tapi ia bertanya-tanya, siapa yang mengirimkannya, apa
maksudnya, apakah sekotak cokelat itu simbol cinta kasih atau hanya sekadar
simbol persahabatan? Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan reaksi dan tafsiran si
gadis terhadap si pemberi cokelat.
Ada
lima unsur pokok dalam komunikasi. Kelima unsur tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Komunikator, yaitu orang yang
menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2.
Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang
yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
3.
Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4.
Media, yaitu alat untuk menyampaikan
pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5.
Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi
pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
D. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi
sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.
1.
Asosiatif
Interaksi
sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial
ini terdiri atas beberapa hal berikut.
a.
Kerja sama (cooperation)
Kerjasama terbentuk karena masyarakat
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga
sepakat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan
pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu bargaining
(tawar-menawar), cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha
patungan)
b.
Akomodasi
Akomodasi
merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau
mengatasi ketegangan dan kekacauan.
c.
Asimilasi
Proses
asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan
yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta
usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama.
Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan
yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga
lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk
kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d.
Akulturasi
proses
sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing
sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima
dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
dari kebudayaan itu sendiri.
2.
Disosiatif
Interaksi sosial ini
mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai berikut:
a.
Persaingan/kompetisi
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan
perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil
secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak
lawannya.
b.
Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada
di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara
lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang -
terangan seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat,
provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok
atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat
berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau
konflik.
c.
Konflik
Adalah
proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya
perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan
adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di
antara mereka yang bertikai tersebut.
E. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Interaksi Sosial
1.
Sugesti yaitu, proses pemberian
pandangan atau pengaruh kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga
pendangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berfikir panjang.
2.
Imitasi yaitu, pembentukan nilai melalui
dengan meniru cara- cara orang lain.
3.
Identifikasi yaitu, menirukan dirinya
menjadi sama dengan orang yang ditirunya .
4.
Simpati yaitu, perasaan tertarik yang
timbul dalam diri seseorang yang membuatnya merasa seolah-olah berada dalam
keadaan orang lain.
5.
Empati yaitu, rasa haru ketika seseorang
melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan
kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa
simpatinya.
6.
Motivasi yaitu, dorongan yang mendasari
seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis.
Motivasi dalam diri seorang muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang
lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.
F. Penyesuaian diri
Menurut Lazarus (1991) ketika seseorang
berpikir tentang cara apa yang akan digunakannya, kondisi-kondisi apa yang
dapat mempengaruhi kegitan penyesuaian diri dan konsekuensi apa yang akan timbul dari
cara penyesuaian diri yang dipilihnya, maka penyesuaian diri disini adalah proses. Penyesuaian diri adalah suatu proses yang kelanjutan selama
hidup manusia (Harber & Runyon 1984), kehidupan manusia selalu merubah
tujuannya seiring dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan.
Kesimpulan dari proses penyesuaian diri menurut dua tokoh diatas adalah proses
yang dilakukan manusia yang dipengaruhi oleh dorongan internal dan eksternal
yang dapat berubah-ubah sesuai dengan tujuan hidup yang terjadi pada
lingkungannya.
Kartono (2000:270) mengungkapkan
aspek-aspek penyesuaian diri yang meliputi:
1.
Memiliki perasaan afeksi yang adekuat,
harmonis dan seimbang, sehingga merasa aman, baik budi pekertinya dan mampu
bersikap hati-hati.
2.
Memiliki kepribadian yang matang dan
terintegrasi baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, mempunyai sikap
tanggung jawab, berfikir dengan menggunakan rasio, mempunyai kemampuanuntuk
memahami dan mengontrol diri sendiri.
3.
Mempunyai relasi sosial yang memuaskan
ditandai dengan kemampuan untuk bersosialisasi dengan baik dan ikut
berpartisipasi dalam kelompok.)
4.
Mempunyai struktur sistem syaraf yang
sehat dan memiliki kekenyalan (daya lenting) psikis untuk mengadakan
adaptasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa aspek-aspek penyesuaian diri adalah sebagai berikut :
a.
Penyesuaian pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk
menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara
dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya
sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai
dengan kondisi dirinya tersebut.
Penyesuaian pribadi merupakan kemampuan individu
untuk menerima dirinya, sehingga ia mampu mengatasi konflik dan tekanan dan
menjadi pribadi yang matang, bertanggungjawab dan mampu mengontrol diri
sendiri. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan
kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya
tersebut.
Adapun indikator-indikator secara rinci dari
penyesuaian pribadi adalah sebagai berikut :
1.
Penerimaan individu terhadap diri
sendiri
2.
Mampu menerima kenyataan
3.
Mampu mengontrol diri sendiri
4.
Mampu mengarahkan diri sendiri
Keberhasilan penyesuaian pribadi
ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau
tanggungjawab, dongkol. kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya.
Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan
yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan
keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi
ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan
terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu
dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber
terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan,
sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.
b.
Penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial merupakan kemampuan individu
untuk mematuhi norma dan peraturan sosial yang ada, sehingga ia mampu menjalin
relasi sosial dengan baik dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam penelitian ini penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial
tempat remaja hidup dan berinteraksi yaitu panti asuhan, baik dengan pengasuh
maupun teman-teman sesama penghuni panti asuhan. Sedangkan indikator-indikator
untuk penyesuaian social adalah :
1.
Memiliki hubungan interpersonal yang
baik
2.
Memiliki simpati pada orang lain
3.
Mampu menghargai orang lain
4.
Ikut berpartisipasi dalam kelompok
5.
Mampu bersosialisasi dengan baik sesuai
norma yang ada
Setiap iindividu hidup di dalam
masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling
mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu
pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan
nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi
persoalan-persoalan hidup sehari-hari.
Dalam bidang ilmu psikologi sosial,
proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi
dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan
orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di
sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara
umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan
dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat
istiadat yang ada, sementara komunitas (masyarakat) diperkaya oleh
eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.
Apa yang diserap atau dipelajari
individu dalam poroses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk
menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai
penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus
dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi
norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya
memiliki aturan yang tersusun dengan sejumlah ketentuan dan norma atau
nilai-nilai tertentu yang mengatur hubungan individu dengan kelompok.
Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah
dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari
pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok.
Kedua hal tersebut merupakan proses
pertumbuhan kemampuan individu dalam rangka penyesuaian sosial untuk menahan
dan mengendalikan diri. Pertumbuhan kemampuan ketika mengalami proses
penyesuaian sosial, berfungsi seperti pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan
kejiwaan. Boleh jadi hal inilah yang dikatakan Freud sebagai hati nurani (super
ego), yang berusaha mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan
kerelaannya terhadap beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh
masyarakat, serta menolak dan menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh
masyarakat.
G. Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap
Penyesuaian diri
Seperti
yang telah dibahas di atas bahwasannya interaksi merupakan suatu bagian dari
proses penyesuaian diri terhadap lingkungan, kemampuan seorang individu untuk
berinteraksi dengan lingkungan akan sangat membantu proses penyesuaian dirinya.
Sehingga untuk dapat berbaur hidup bermasyarakat akan lebih mudah dan tidak
menimbulkan gejolak yang mendalam terhadap diri individu yang bersangkutan.
Selain
itu kemampuan berinteraksi terhadap daerah baru ataupun lingkungan baru
mendorong individu untuk cepat dalam menempatkan posisinya sebagaimana mestinya
karena hasil dari adanya informasi yang diperoleh dari dalam lingkungan itu
sendiri. Namun perlu diketahui juga bahwasannya interaksi sosial itu sendiri
akan efektif jika individu yang bersangkutan mau menerima dan berbaur dengan
penuh keakraban dan kehanggatan.
Satu
hal lagi yang perlu di catat yaitu, setiap ragam lingkungan memiliki kaidah,
norma atau aturan yang berbeda-beda, dalam proses penyesuaian diri diharapkan
individu mau menghormati apa yang ada di dalam masyarakat, sehingga proses
penyesuaian diri akan berjalan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial
yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara
individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga
terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau
maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Kemampuan interaksi seseorang akan mempengaruhi
proses penyesuaiaan dirinya terhadap lingkungan, semakin orang itu pandai
berinteraksi maka orang tersebut akan semakin cepat dalam menyesuaikan dirinya.
B.
Saran
perlu
dipahami bahwasanya interaksi sosial merupakan aspek yang penting didalam
kehidupan bermasyarakat oleh sebab itu kita harus berlatih sejak dini untuk
dapat melakukan interaksi, agar kelak kehidupan yang akan datang akan nyaman.