Senin, 19 Mei 2014

INTERAKSI SOSIAL DAN PENGARUH TERHADAP PENYESUAIAN DIRI



MAKALAH
INTERAKSI SOSIAL DAN PENGARUH TERHADAP PENYESUAIAN DIRI
Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum
Dosen Pembimbing : Dra.Farida Salim Sungkar
 
Disusun Oleh :
Nama   : Supri Widyanto
NIM    : 10144200270
Kelas   : A1
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013

KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirabbil’alaamiin dengan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, penguasa langit dan bumi beserta isinya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis diberikan kesehatan, kekuatan, serta petunjuk untuk menyelesaikan Makalah Interaksi Sosial dan Pengaruh Terhadap Penyesuaian Diri. Sholawat dan salam penulis semoga tercurah kepada uswatun khasanah kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan insyaAllah kepada kita semua selaku ummat beliau hingga akhir zaman.
            Penulis tidak dapat menyusun laporan praktikum ini dengan baik dan benar tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Ibu Dra. Hj. Nur Wahyumiani, MA, selaku Dekan FKIP Universitas PGRI Yogyakarta.
2.    Bapak Drs. Sarjiman, selaku kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling.
3.    Bapak Dra.Farida Salim Sungkar, selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Umum yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatiannya sehingga penulis dapat melakukan praktikum dan menyusun laporan praktikum.
4.    Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, dan teman - teman mahasiswa kelompok praktikum, sekali lagi terima kasih atas bantuan serta kerja samanya.
Akhirnya penulis hanya dapat mengharapkan, semoga ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan dukungan dan semangat bagi penulis sampai kepada terselesaikannya Makalah Psikologi Umum  ini.Banyak salah mohon maaf dan semoga Allah swt melimpahkan rahmat, hidayah, dan innayahNya kepada kita semua.Aamiin ya Rabbal’alaamiin.Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagaimana mestinya.

                                                         Yogyakarta, 04 Desember 2013


                                                       ( Supri Widyanto  )
.
















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................... 2
C.     Tujuan Pembahasan ................................................................ 2
D.    Manfaat Pembahasan ............................................................. 2

BAB II            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Interaksi Sosial .................................................... 3
B.     Ciri-ciri Interaksi Sosial ......................................................... 4
C.     Syarat Terjadinya Interaksi Sosial.......................................... 4
D.    Bentuk-bentuk Interaksi Sosial............................................... 5
E.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi.......................... 7
F.      Penyesuaian Diri..................................................................... 8
G.    Pengaruh Interaksi Terhadap Penyesuaian Diri.................... 12

BAB III          KESIMPULAN DAN SARAN 
A.    Kesimpulan  ......................................................................... 13
B.     Saran  ................................................................................ .. 14

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara.  Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
B.       Rumusan Masalah
Pembahasan kami akan merujuk pada masalah masalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian interaksi sosial?
2.      Apakah ciri-ciri interaksi sosial?
3.      Apakah syarat terjadinya suatu interaksi sosial?
4.      Faktor yang Mempengaruhi interaksi sosial
5.      penyesuaian diri
6.      pengaruh iteraksi terhadap penyesuaian diri ?
C.      Tujuan Pembahasan
1.    Untuk dapat mengetahui arti dari Interaksi Sosial
2.    Agar mendapat pengetahuan tentang penyesuaian diri
3.    Agar dapat mengetahui pengaruh interaksi sosial terhadap penyesuaian diri.
D.      Manfaan Pembahasan
1.    Memberikan suatu pemahaman mengenai interaksi sosial di dalam masyarakat.
2.    Memberikan suatu pemahaman mengenai pengaruh i interaksi sosial terhadap penyesuaian diri.
3.    Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah psikologi Umum.








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Interaksi Sosial
            Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.
            Dalam kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Menurut Astrid.S.Susanto, Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.
Menurut Bonner, Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
Kimball Ypung & Raymond W. Mack, Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
Murdiyatmoko & Handayani, Interaksi sosial adalh hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
Jadi, Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
B.       Ciri-ciri Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial dalam masyarakat memiliki ciri sebagai berikut :
1.         Adanya dua orang pelaku atau lebih
2.         Adanya hubungan timbale balik antar pelaku
3.         Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung.
4.         Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas
C.      Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
1.         Kontak Sosial
Kata “kontak” (Inggris: “contact’) berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak.
2.         Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Misalnya, seorang gadis dikirimi sekotak cokelat tanpa nama pengirim. Gadis itu menerimanya dengan suka cita. Tapi ia bertanya-tanya, siapa yang mengirimkannya, apa maksudnya, apakah sekotak cokelat itu simbol cinta kasih atau hanya sekadar simbol persahabatan? Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan reaksi dan tafsiran si gadis terhadap si pemberi cokelat.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi. Kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2.       Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
3.       Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4.      Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5.       Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
D.      Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.
1.         Asosiatif
Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.
a.         Kerja sama (cooperation)
Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu bargaining (tawar-menawar), cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha patungan)
b.        Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan kekacauan.
c.         Asimilasi
Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d.         Akulturasi
proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
2.         Disosiatif
Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai berikut:
a.         Persaingan/kompetisi
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b.        Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c.         Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
E.       Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
1.         Sugesti yaitu, proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga pendangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berfikir panjang.
2.         Imitasi yaitu, pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain.
3.         Identifikasi yaitu, menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya .
4.         Simpati yaitu, perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
5.         Empati yaitu, rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.
6.         Motivasi yaitu, dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri seorang muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.
F.       Penyesuaian diri
Menurut Lazarus (1991) ketika seseorang berpikir tentang cara apa yang akan digunakannya, kondisi-kondisi apa yang dapat mempengaruhi kegitan penyesuaian diri dan konsekuensi apa yang akan timbul dari cara penyesuaian diri yang dipilihnya, maka penyesuaian diri disini adalah proses. Penyesuaian diri adalah suatu proses yang kelanjutan selama hidup manusia (Harber & Runyon 1984), kehidupan manusia selalu merubah tujuannya seiring dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan.
Kesimpulan dari proses penyesuaian diri menurut dua tokoh diatas adalah proses yang dilakukan manusia yang dipengaruhi oleh dorongan internal dan eksternal yang dapat berubah-ubah sesuai dengan tujuan hidup yang terjadi pada lingkungannya.
Kartono (2000:270) mengungkapkan aspek-aspek penyesuaian diri yang meliputi: 
1.    Memiliki perasaan afeksi yang adekuat, harmonis dan seimbang, sehingga merasa aman, baik budi pekertinya dan mampu bersikap hati-hati.
2.    Memiliki kepribadian yang matang dan terintegrasi baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, mempunyai sikap tanggung jawab, berfikir dengan menggunakan rasio, mempunyai kemampuanuntuk memahami dan mengontrol diri sendiri.
3.    Mempunyai relasi sosial yang memuaskan ditandai dengan kemampuan untuk bersosialisasi dengan baik dan ikut berpartisipasi dalam kelompok.) 
4.    Mempunyai struktur sistem syaraf yang sehat dan memiliki kekenyalan (daya lenting) psikis untuk mengadakan adaptasi. 
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek penyesuaian diri adalah sebagai berikut :
a.       Penyesuaian pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. 
Penyesuaian pribadi merupakan kemampuan individu untuk menerima dirinya, sehingga ia mampu mengatasi konflik dan tekanan dan menjadi pribadi yang matang, bertanggungjawab dan mampu mengontrol diri sendiri. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. 
Adapun indikator-indikator secara rinci dari penyesuaian pribadi adalah sebagai berikut :
1.         Penerimaan individu terhadap diri sendiri
2.         Mampu menerima kenyataan
3.         Mampu mengontrol diri sendiri
4.         Mampu mengarahkan diri sendiri
Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa,  atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.
b.      Penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial merupakan kemampuan individu untuk mematuhi norma dan peraturan sosial yang ada, sehingga ia mampu menjalin relasi sosial dengan baik dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam penelitian ini penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat remaja hidup dan berinteraksi yaitu panti asuhan, baik dengan pengasuh maupun teman-teman sesama penghuni panti asuhan. Sedangkan indikator-indikator untuk penyesuaian social adalah :
1.         Memiliki hubungan interpersonal yang baik
2.         Memiliki simpati pada orang lain
3.         Mampu menghargai orang lain
4.         Ikut berpartisipasi dalam kelompok
5.         Mampu bersosialisasi dengan baik sesuai norma yang ada
Setiap iindividu hidup di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling  mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. 
Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara  komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.
Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam poroses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun dengan sejumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur hubungan individu dengan kelompok.  Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok.
Kedua hal tersebut merupakan proses pertumbuhan kemampuan individu dalam rangka penyesuaian sosial untuk menahan dan mengendalikan diri. Pertumbuhan kemampuan ketika mengalami proses penyesuaian sosial, berfungsi seperti pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan kejiwaan. Boleh jadi hal inilah yang dikatakan Freud sebagai hati nurani (super ego), yang berusaha mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat, serta menolak dan menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh masyarakat.
G.      Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Penyesuaian diri
Seperti yang telah dibahas di atas bahwasannya interaksi merupakan suatu bagian dari proses penyesuaian diri terhadap lingkungan, kemampuan seorang individu untuk berinteraksi dengan lingkungan akan sangat membantu proses penyesuaian dirinya. Sehingga untuk dapat berbaur hidup bermasyarakat akan lebih mudah dan tidak menimbulkan gejolak yang mendalam terhadap diri individu yang bersangkutan.
Selain itu kemampuan berinteraksi terhadap daerah baru ataupun lingkungan baru mendorong individu untuk cepat dalam menempatkan posisinya sebagaimana mestinya karena hasil dari adanya informasi yang diperoleh dari dalam lingkungan itu sendiri. Namun perlu diketahui juga bahwasannya interaksi sosial itu sendiri akan efektif jika individu yang bersangkutan mau menerima dan berbaur dengan penuh keakraban dan kehanggatan.
Satu hal lagi yang perlu di catat yaitu, setiap ragam lingkungan memiliki kaidah, norma atau aturan yang berbeda-beda, dalam proses penyesuaian diri diharapkan individu mau menghormati apa yang ada di dalam masyarakat, sehingga proses penyesuaian diri akan berjalan dengan baik.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Kemampuan interaksi seseorang akan mempengaruhi proses penyesuaiaan dirinya terhadap lingkungan, semakin orang itu pandai berinteraksi maka orang tersebut akan semakin cepat dalam menyesuaikan dirinya.

B.     Saran
perlu dipahami bahwasanya interaksi sosial merupakan aspek yang penting didalam kehidupan bermasyarakat oleh sebab itu kita harus berlatih sejak dini untuk dapat melakukan interaksi, agar kelak kehidupan yang akan datang akan nyaman.