BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alenia IV salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa yang dijabarkan dalam batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945
pasal 131 ayat 1, tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, ayat 2
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional
yang diatur dengan undang-undang serta dijabarkan di dalam ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1993 tentang garis-garis besar hukum negara yang menjelaskan tujuan
pendidikan nasional, yang pelaksanaannya diatur dengan undang-undang no. 2
tahun 1989 tentang pendidikan nasional.
Untuk
mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, peran sekolah sangat penting. Sekolah
bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar mampu menyesuaikan
diri dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Penyesuaian
diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa
atau mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai
kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, baik
dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak
jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh
kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi penuh
tekanan. Sesuai dengan pengertiannya, maka tingkah laku manusia dapat dipandang
sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat
individu hidup.
Pemahaman
yang kurang mengenai layanan bimbingan sosial menyebabkan individu tidak mampu
untuk menyesuaikan diri dengan baik. (Hibana S Rahman,
2003 : 41). Bimbingan sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan
mengembangkan siswa dalam menangani masalah-masalah yang ada pada dirinya
dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan
yang dihadapi oleh peserta didik. Sehingga menciptakan lingkungan yang
kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pertahanan diri
dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan sosial yang tepat. Bimbingan
sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan siswa dalam
menangani masalah-masalah yang ada pada dirinya dengan memperhatikan keunikan
karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dihadapi oleh peserta
didik. Sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang
akrab, mengembangkan sistem pertahanan diri dan sikap-sikap yang positif, serta
keterampilan sosial yang tepat.
Semua makhluk hidup
secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan
cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, agar dapat bertahan hidup. Namun pada
kenyataannya, banyak individu yang gagal dalam penyesuaian diri
karena individu belum tentu tahu apa yang dinamakan dengan proses penyesuaian
diri, selain itu individu tidak memiliki konsep penyesuaian diri dan tidak
melakukan penyesuaian diri dengan baik. Wakitri, dkk (2012:44), menjelaskan bahwa
dalam proses penyesuaian diri terjadi suatu interaksi antara dorongan dalam
diri individu dengan tuntutan lingkungan sosial yang dapat berkecenderungan
positif maupun negatif. Kecenderungan dikatakan positif yaitu ketika individu
mampu menyesuaikan diri dengan baik, sedangkan yang dimaksud dengan
kecenderungan negatif yaitu ketidak mampuan individu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Hal tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut, bahwa yang
dimaksud dengan kecenderungan positif yaitu adanya kecocokan antara dorongan
pemenuhan kebutuhan individu dengan tuntutan lingkungan yang berupa aturan,
adat atau norma dalam masyarakat, sehingga individu dapat meyesuaikan diri
dengan baik (well-adjusted).
Sedangkan kecenderungan negatif berarti tidak adanya kecocokan antara pemenuhan
kebutuhan individu dengan tuntutan lingkungan yang mengakibatkan individu
melakukan penyesuaian diri yang salah, sehingga terjadi perilaku yang salah
suai (mal-adjusted).
Melalui komunikasi
maka akan terjadi pertukaran informasi yang akan memudahkan individu dalam
menyesuaikan diri atau menyelaraskan dalam lingkungan. Menurut Everett M. Rogers ( Suranto Aw, 2010:3)
Kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan individu dalam
menyampaikan suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan
tujuan untuk mengubah perilakunya. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi akan
sangat membantu dalam melakukan interaksi ataupun hubungan sosial dengan orang
lain. Kemampuan individu dalam
berkomunikasi diengaruhi oleh keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama
terbentuknya komunikasi pada anak. Karena keluarga merupakan kelompok sosial
yang pertama untuk anak dapat berinteraksi.
Berdasarkan uraian di
atas menarik keinginan peneliti untuk mengadakan penelitian tentang “ Korelasi antara layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas maka akan dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut :
1.
Peran sekolah dalam mensukseskan pelaksanaan pendidikan nasional
2.
Kurangnya
pemahaman mengenai layanan bimbingan sosial menyebabkan individu tidak bisa
menyesuaikan diri dengan baik
3.
Ketidakmampuan
individu dalam menyesuaikan diri dapat berakibat fatal
4.
Komunikasi merupakan aspek
penting dalam hubungan sosial.
C.
Pembataan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan
menghindari kesalahpahaman penafsiran yang menyimpang tentang masalah dalam
penelitian ini maka diadakan pembatasan masalah.
Bedasarkan atas berbagai
pertimbangan dari peneliti yang berupa keterbatasan kemampuan baik materi
maupun pengetahuan yang dimiliki, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada
“ Korelasi antara layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo
Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014”.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan
masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
1.
Apakah ada korelasi layanan bimbingan
sosial dengan kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo,
Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ?
2.
Apakah ada korelasi kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo,
Kulon Progo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ?
3.
Apakah ada korelasi layanan bimbingan
sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta
tahun ajaran 2013/2014 ?
E.
Tujuan Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan tujuan
yaitu :
1.
Untuk mengetahui korelasi layanan bimbingan
sosial dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta
tahun ajaran 2013/2014 ?
2.
Untuk mengetahui korelasi kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo,
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 ?
3.
Untuk mengetahui korelasi layanan bimbingan
sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta
tahun ajaran 2013/2014 ?
F.
Manfaat Penelitian
Dengan melakukan
penelitian terhadap layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri
pada siswa, manfaat yang diharapkan peneliti adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan menambah
khasanah keilmuwan khususnya pada bidang bimbingan dan konseling mengenai korelasi antara layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri siswa.
2. Manfaat Praktis
a.
Bagi
peneliti
Menambah pengalaman
peneliti dalam meneliti tentang korelasi
antara layanan bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3
Sentolo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
b. Bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pemberian
tentang layanan
bimbingan sosial dan kemampuan berkomunikasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3
Sentolo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.